JellyPages.com

Wednesday, November 19, 2014

~ Hijab Gone Wrong ~

Buat Para #HIJABERS
Dari Seorang Teman Kristiani di blognya tentang #hijab modis kalian.

So, jangan malu-maluin agama Islam di depan non-muslim guys! Non-muslim saja paham. Ini nasehat indah dari teman kristiani kita untuk para hijabers. Cekidot...!

~ Hijab Gone Wrong ~

Hari ini gue pergi ke sebuah mall bergengsi di kawasan Jakarta Pusat untuk ketemuan sama temen kuliah gue. Jarang-jarang gue pergi ke mall itu di akhir minggu kayak hari ini, karena asumsi gue: pasti rame. Asumsi gue bener. Hari ini, mall itu penuh banget sama bule-bule. Gue ketemu sama temen kuliah gue, ngobrol sambil makan, terus gue pulang. Gue pulang lewat toko buku yang liftnya ngehubungin mall dengan salah satu gedung perkantoran dan gedung itu lebih deket ke halte busway.

Pas gue lagi nunggu lift,
gue ngeliat ada cewek pake hijab modifikasi yang menurut gue bikin dia keliatan kayak pake
sarang lebah. Bayangin aja dia pake hijab dua
rangkap, rangkap pertama dibikin jadi kayak rambut, rangkap kedua modelnya agak
transparan gitu warna biru tua terus dililit-lilitin di kepalanya dengan aksen berantakan. Buat gue sih keliatannya jadi kayak sarang lebah.

Sepanjang perjalanan pulang, gue terus mikirin
fenomena hijab ini, sampe gue sempet ngetwit beberapa pendapat gue. Tapi kayaknya kok nggak afdol ya kalo cuma disampein lewat Twitter, enaknya kalo nyerocos panjang lebar sekalian di blog. Jadilah gue berusaha mengingat poin-poin apa yang mau gue tulis di blog malam
ini. Semoga bisa jadi refleksi buat kalian semua, pembaca blog gue yang berhijab atau mau pake hijab.

Nggak dipungkiri lagi, mode hijab sekarang lagi ngetren banget di Indonesia. Buat gue yang minoritas, kerasa banget lho perbedaannya. Selama 4 tahun kuliah aja, entah berapa temen gue yang memutuskan untuk pake hijab.

Kemanapun gue pergi, naik apapun gue, selalu
ada anak muda yang berhijab. Gue sih menyambut perubahan ini sebagai sesuatu yang bagus, karena lihat dari segi positifnya sih
akhirnya banyak wanita Muslim yang mau menutup sesuatu yang disebut aurat di agama mereka. Diharapkan setelah pake hijab, kelakuan wanita Muslim juga lebih ke arah Muslim dan jadi contoh yang baik untuk masyarakat.

Tapi walaupun sepositif-positifnya gue, tetep aja gue ngerasain banyak banget dampak negatif dengan mode hijab ini. Bukan negatif secara agama, tapi negatif secara image. Gue ngerasa, hijab yang belakangan ini jadi mode, lama-lama malah dianggap sebagai aksesori semata. Kesan kesucian agamanya hilang karena makin banyak hijab yang dimodel-modelin.

Ya mulai dari punuk unta lah (ini model hijab yang paling gue sebel,emang enak ya ada cepolan tinggi di atas kepala lo?), bentuknya kayak rambut lah, macem-macem deh, gue sendiri juga nggak tau nama-nama modelnya apa karena ya emang nggak pernah pake hahahaha!

Mungkin modifikasi hijab ini dilakukan untuk menarik wanita Muslim untuk berjilbab, dengan pemikiran hijab bisa keliatan update dan bisa menjawab keresahan wanita Muslim yang pengen berhijab tapi takut nggak bisa keliatan modis lagi. Tapi gue nggak setuju tuh sama pemahaman kayak gini karena lama-lama laju modifikasi hijab terkesan makin nggak beraturan dan jadi nggak sesuai dengan norma-norma agama Islam yang ada. Ya harus sesuai norma Islam dong, itu kan perangkat agama.

Daripada hijab dijadiin komoditas mode, sekalian aja pake headscarf ato turban! Sama-sama penutup kepala dan bisa dibikin modis kan?

Contohnya aja deh. Misalnya beberapa tahun lagi selain tren hijab akan ada tren pake kalung salib atau hal-hal yang berkaitan dengan salib kayak kaos gambar salib, gelang dengan bandul salib, dan lain sebagainya. Gue, sebagai orang Kristen, pasti suka, karena gue ngerasa lambang agama gue diterima di masyarakat luas. Tapi gue akan jadi sebel kalo makin banyak orang yang menyalahgunakan pemakaian gambar salib, kayak misalnya muncul motif salib terbalik (yang di agama gue adalah simbol dari Antikristus), atau salib yang dimacem-macemin modelnya,
sehingga esensi kesucian dari salib itu hilang.

Lama-lama orang pake ornamen salib bukan
untuk semakin mengimani agamanya, tapi untuk gaya-gayaan. Nah, ini yang gue rasakan terhadap laju mode hijab yang makin lama makin cepat ini.

Perempuan Muslim lama-lama pake hijab bukan sebagai tanda patuh terhadap perintah agama, tapi cuma karena hijab lagi ngetren. Nanti kalo suatu saat tren hijab ilang, lalu mau diapain dong cewek-cewek Muslim yang pake hijab cuma buat aksesoris doang?
Masa disuruh lepas hijabnya?

Maafkan gue, tapi gue masih berpikir bahwa lo
pake hijab kalo lo merasa siap. Siap untuk apa?

Siap untuk berpakaian sederhana, siap untuk
nahan diri pamer badan lo ke masyarakat, siap untuk menjalankan hidup yang nggak sepenuhnya duniawi. Bahasa gampangnya? Siap mengerem diri pake celana skinny jeans dan baju ketat. Siap menolak kalo ditawari ngerokok atau minum. Kalo di agama Katolik, gue menganalogikan cewek yang siap pake hijab itu kayak cewek yang memutuskan untuk jadi
biarawati.

Kesamaannya terletak di kewajiban untuk menjalankan hidup sederhana. Tapi masalahnya banyak cewek jaman sekarang yang pengen keliatan mewah padahal pake hijab.

Yeeee, lu harus milih salah satu... karena pada dasarnya hijab itu menutup aurat lu dan menutup semua kekayaan lu supaya nggak dilihat dunia...
Padahal, kalo aja cewek-cewek itu mau nyari tau lebih banyak, ada kok cara-cara pake hijab yang sederhana tapi masih keliatan rapi dan mewah.

Mewah itu nggak perlu jadi kayak toko perhiasan berjalan kok. Lo punya temen cewek yang bajunya sederhana tapi keliatan rapi dan
mewah? Nah, tanyain caranya sama dia. Dengan pemilihan warna dan bentuk baju yang tepat untuk badan kita (tanpa harus ngeliatin lekuk tubuh), kita bisa keliatan rapi, sederhana tapi mewah dengan hijab yang (kata ustad) syar'i.

Actually you can have the best of both worlds,
you just gotta work more to achieve it.

Udah ah, sekarang gue mau menyerahkan
semuanya ke kalian. Pilih keputusan berhijab karena memang keputusan dari hati atau cuma pengen ikut-ikutan aja? Beneran siap nggak pake hijab? Karena hijab itu bukan sekedar tren.
Modifikasi hijab memang lagi tren, tapi esensi dari hijab sendiri adalah sebagai alat agama.

Suatu saat nanti bisa jadi hijab kembali ke bentuk dasarnya. Jangan sampe buta dan nggak bisa ngebedain tren dengan perangkat agama.

Pikir juga, apa yang akan lo lakuin kalo tren modifikasi hijab lenyap dimakan waktu? Bakal tetep pake hijab atau malah lepas hijab karena udah nggak tren lagi?

ref: http://kurisetaru.blogspot.com/.../hijab-gone-wrong.html

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1416824085218308&set=a.1390369844530399.1073741828.100006721900008&type=1&permPage=1

Friday, November 14, 2014

My Process to Jilbab Syar'i

Bismillahirrahmanirrahiim ..




Assalamualaikum dear,
 

Pada kali ini perkenankan saya kembali untuk share tentang tahapan-tahapan Jilbab Syar'i bagi ukhti-ukhti semua yang memang ingin merubah gaya berjilbabnya menjadi sesuai syariat dan perintah Allah SWT. Tahapan ini berdasarkan pengalaman saya ya,, so yang kurang setuju atau beda step nya bisa atuh di kasih saran dan keripik nya, ehh kritik nya.hehehe


)
kira-kira kamu yang mana ya ukhti? :')


yuk chek dulu :)

Jeng jengggg,,



1st Step --> No Punuk Unta


Ya inilah tahapan yang pertama saya lakukan untuk berjilbab syar'i, kebetulan saya sudah pernah posting tentang punuk unta ini di  Reminder #4 : Jilbab Ber-Konde??Punuk Unta?? NO WAY!! ini merupakan tahapan yang sangat mudah bagi saya, hehehe karena memang menggelung rambut ini tidak menguntungkan dan selain itu membuat rambut menjadi tebak-tebakan orang yang melihat. Lagipula dalam islam Sanggul itu diharamkan, apa bedanya dengan menggelung rambut hingga bentuknya menyerupai seperti sanggul/konde/benjolan? sama dengan menyerupai sanggul juga bukan, hanya saja bedanya sanggul itu ditutup dengan kain

++ Keuntungannya
  1. Kepala tidak merasa pusing karena iketan rambut yang begitu kuat.
  2. Bagi anak motor kaya saya, punuk unta itu sama sekali menyusahkan, menyakitkan dan tidak aman, karena dengan punuk unta helm yang muat jadi kesempitan, terus kalo terjadi kenapa2 helmnya melayang kemana, kita nya kemana, pokoknya mudharat banget
  3. Untuk Anak Kereta atau rombongan kereta dan sebagainya (kaya saya lagi),, itu ga enak banget pake punuk unta, kok bisa?? iya lah misalnya kamu dapet duduk dikereta *terutama kereta Commuter Line ya, hehhe tetep* kamu ga bisa tidur nyenyak karena senderan kamu punuk unta yang tebel dan nyender ketembok itu menghalangi tidurmu, jadi gelisah sendiri asli alasan ini ga penting banget
** Tips
  1. Untuk ukhti yang memiliki rambut panjang, rambutnya bisa dikuncir dan diletakkan dibawah kemudian dimasukan ke dalam pakaian seperti dibawah ini.
contoh tanpa punuk unta (rata)
tutorial menguncir rambut


2nd Step --> Kaos Kaki

Next Step is Shock, awalnya saya sangat merasa aneh ya kemana-mana make kaos kaki, abis wudhu kaos kaki nya juga kudu dipake, euuuh basah gitu loh, kemana-mana ngerasa kaya orang sakit dan kedinginan karena pake AC, alasan banget lah,  tapi karena kaki itu aurat jadi ya harus dipake lah yau, oh iya postingan ini juga pernah saya bahas sebelumnya disini 

++ Keuntungannya
  1. kaki jadi lebih bersih, soalnya tidak terkena debu jalanan, debu ruangan dan kuman-kuman yang jahat #halah
  2. kalo lagi solat pake kaos kaki, insyaALLah tidak khawatir kalo pas sholat kakinya keliatan saat mukenah tersingkap
  3. Lebih hangat diruang dingin, dan tidak kepanasan saat panas :)
** Tips
  1. Beli kaos kaki yang berbahan tebal, jangan yang bahan stocking/tipis, karena selain masih terlihat kakinya, bahannya yang tipits malah terasa panas dan kebersihannya kurang terjaga alias gampang kotor.
  2. Bawa kaos kaki cadangan di tas, agar saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecipratan dan basah keujanan langsung bisa ganti dengan kaos kaki cadangan.
  3. Kalo saya pribadi lebih suka sama model kaos kaki yang telapak bawahnya hitam, agar saat dicuci lebih praktis 
  4. Cuci kaos kaki sehari sekali ya, jadi satu pasang kaos kaki jangan dipakai selama seminggu,kasian sama sendalnya ga kuat nafas,hehe dan supaya terjaga kebersihannya, ya jadi minimal punya 6-7 lah ya, itu kalo nyucinya ditumpuk tiap seminggu sekali, hehehe
3rd Step --> Rok

Selanjutnya adalah ROK, jilbab itu bukan pakaian yang menyerupai laki-laki, ini juga sudah dibahas sebelumnya di blog saya  disini , awalnya cuma punya 2 rok, yah bisa dibilang awal-awal dulu mah belum istiqomah, sehari nge-Rok sehari besok celana, soalnya masih blm punya banyak, tapi Alhamdulillah Allah sudah kasih rejeki lagi untuk beli rok, ada aja gitu uangnya, semenjak pake rok jadi lebih ngerasa anggun, dan kaya wanita soalnya udah ga pake celana lagi yang berupa pakaian yang menyerupai laki-laki.
++ Keuntungan
  1. memakai rok insyallah tidak membentuk lekuk tubuh bagian bawah.
** Tips
  1. Rok nya yang berbahan tebal ya uhkti, kalaupun sudah punya rok namun bahannya kaya kaos, chiffon,ceruti,hicon dll, tolong di cek dulu ya ukhti, saat berjalan apakah membentuk lekuk kaki? apakah menerawang? terutama untuk yang bahannya chiffon dkk harus di terawang dulu. Jika memang menerawang, atau masih membentuk lekuk tubuh saat berjalan, pakailah daleman gamis, yang sekarang sudah banyak tersedia. Jika pake rok berbahan kaos atau katun yang lemes, usahakan pakai daleman yang lebih longgar ya ukhti seperti celana training atau celana kulot, karena kalo pakai legging, akan tetep terlihat lekuk tubuh saat berjalan tertiup angin.
  2. Kalo ukhti aktif beraktifitas dan lincah, pilih rok yang lebar, agar bebas bergerak. Sekarang juga sudah ada rok celana untuk ukhti yang hoby nya serem-serem kaya arum jeram, outbond, dll

rok celana
Rok Panjang, bahan katun, tidak menerawang dan lebar

4th Step --> Khimar/Kerudung Tebal /Double

Khimar atau biasa orang indonesia nyebutnya kerudung di jaman sekarang ini sulit menemukan khimar yang tebal. Rata-rata produsen dan penjual khimar yang marak yaitu khimar yang kaya saringan tahu (tipis dan menerawang) contohnya bahan paris, hicon, chiffon, cerutti dsb. Sangat miris memang, namun saat ditanya ke penjualnya tentang nama kain tebal yaitu "jaguar", mereka bilang " itu sudah ga zamannya lagi kerudung jaguar, itu mah zaman saya smp" oh dear, pake khimar sekedar ngikutin zaman :(( #miris

++ Keuntungan
  1. Jadi tidak menerawang, bentuk leher pun tertutup.
  2. Rambutnya ga nunclep-nunclep kalo pake khimar yang lebih tebal
** Tips
  1. Kalau ukhti-ukhti baru berproses berjilbab syar'i tentunya masih banyak koleksi khimarnya berbahan paris/hycon dll di lemari, nah cara mengakalinya yaitu dengan mendouble khimar dengan bahan yang lebih tebal yaitu bahan katun, jaguar, atau dobby. tutorialnya bisa dilihat di  Cara Double Jilbab Segi Empat by @pedulijilbab
  2. Kerudung tebal yang masih murah meriah yaitu bahan jaguar, memang sudah jarang produsen yang jual, namun kalo dicari insyaAllah masih ada :)
  3. Kalo ukhti mau berepot-repot ria boleh lah jahit kerudung sendiri biar lebih puas dan mungkin bisa bikin usaha jilbab syar'i, jadi memfasilitasi akhwat yang ingin berproses jilbab syar'i insyaAllah nambah pahala :D

contoh khimar tebal
cara pakai kerudungnya


5th Step --> Seleksi Baju

Eh apa maksudnya nih syah seleksi baju?? hehehee iya setelah sudah sampai sejauh ini, serasa ada aja yang janggal yaitu baju saya ya yang waktu jaman jahiliyah dan jaman jilbab lontong masih saja dipakai.  Lebih memilih baju yang longgar, tidak membentuk lekuk tubuh dan tangan nya full (bila 7/8 memakai manset). Yuk saatnya menyingkirkan baju yang ketat serta baju dengan warna nan mencolok, motifnya aduhai norak,  tangannya 3/4 atau bahkan yang tanpa lengan. 

Dan saat ini lagi ngumpulin uang buat beli Gamis biar praktis 1 potong aja. (Ya Allah mudahkanlah Rezeki ku)
++ Keuntungan
  1. Tidak membentuk lekuk tubuh karena sudah longgar
  2. Tidak menarik perhatian, karena corak warna dan motif cenderung sederhana.
  3. Bebas aktif bergerak uda kaya iklan ch**m
** Tips
  1. Pilih bahan yang tebal, kalo pun yang tipis di double lagi pake daleman baju biasa juga disebut daleman gamis.
  2. Kalo baju lama yang sudah tidak syar'i, sumbangkan atau buat digunakan dirumah saja yang hanya dilihat mahram mu.
  3. Hindari Gamis berbahan Jersey atau spandek karena rentan membentuk badan kalau tertiup angin.
gamis

Sekian Share tentang proses saya dari jilbab lontong ke jilbab syar'i setelah menelisik lebih jauh postingan saya, memang saya merasa kita harus membutuhkan banyak materi dan tenaga untuk mencuci banyak pakaian karena di double-double ini namun bila disertakan niat karena Allah, insya Allah mudah, dapat berkah dan manfaat dari berjilbab syar'i ini.

Note :
Jangan sampai kita yang sudah bertahun-tahun berjilbab tapi belum tambah step jilbabnya, hanya di situ-situ saja, ibarat puasa : "masa iya mau puasa setengah hari mulu, kapan puasa satu hari full nya??"

Lets do Process, Don't stalk

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Tuesday, November 4, 2014

Kisah Pernikahan Lelaki Kaya dan Tampan dengan Wanita Gemuk, Hitam dan Tidak Cantik

Kisah Pernikahan Lelaki Kaya dan Tampan dengan Wanita Gemuk, Hitam dan Tidak Cantik 

 

Mencintai seseorang sebelum menikah adalah pilihan. Sedangkan menikahi seseorang –yang dicintai atau belum- adalah keputusan. Keputusan amat penting karena akan dijalani sepanjang hidup. Pun, ketika ada pintu cerai yang berarti mundur dari keputusan awal tuk menikahi, maka hal itu menjadi pintu halal yang amat dibenci Allah SWT.

Lelaki tampan dan kaya itu dengan gagah memasuki kamar pengantinnya. Di dalamnya, sang istri yang baru dinikahinya tengah menunggu malu-malu. Lepas mengetuk pintu dan mengucap salam, terdengarlah jawaban merdu dan ucapan mempersilakan masuk.

Ada getar yang tak tergambar. Ada rasa penasaran yang sama sekali tak terlukiskan sebelumnya. Barangkali, momen gemuruhnya rasa kala itu dirasakan oleh semua orang yang pernah menikah, apalagi mereka yang menikah di jalan dakwah.

Pasalnya, sebagaimana pasangan dakwah lainnya, lelaki itu bahkan belum pernah melihat sosok istrinya secara jelas. Hanya sepintas ketika melirik dalam taaruf tempo hari. Baru pada malam itu jelaslah semuanya.
Lepas disibaknya tirai kamar pengantin, lelaki itu sempat mundur dalam hitungan mili detik. Kaget. Sosok yang dinikahinya adalah wanita gendut, hitam dan sama sekali tak cantik jika menyebut jelek adalah sebuah bentuk pelecehan.

Seperti membaca raut muka suaminya, wanita yang telah sah menjadi istri itu justru berujar, agak mengagetkan, “Ini harta dan kekayaanku,” lanjutnya, “ambillah. Manfaatkan untuk dakwah.” Belum apa-apa, pembicaraan kedua pasangan itu sudah menyangkut harta dan dakwah.

Belum sempat membalas, sang istri sudah melanjutkan, “Aku hanya membutuhkan status pernah menikah,” katanya. Tanpa aling-aling, ia meneruskan, “Pergilah dan sejak sekarang kau boleh langsung menikah dengan wanita lain,” pungkasnya diakhiri dengan helaan nafas panjang yang sempat tertahan beberapa saat sebelumnya.

Cepat menguasai suasana, lelaki kaya nan tampan itu segera mengambil posisi duduk di samping wanita yang telah menjadi pendamping hidupnya itu. Seraya menggenggam tangan sang istri, disertai tatapan dalam ke mata dan hati wanita halalnya itu, sang suami memulai, agak serak, “Setelah ucapan akad nan mengharukan tadi,” maka, lanjutnya, “Aku telah mengambil keputusan untuk menikahimu.” Masih dengan suasana yang sama, lelaki itu mengatakan seraya memungkasi, “Karenanya, aku akan mencintai setulus hatiku karena Allah Swt sebagaimana niatku saat memulai menjalin komunikasi dengamu sebelum menikah.”

Sahabat, ini bukan drama. Bukan pula novel atau cerita fiksi lainnya. Kisah ini fakta adanya. Bahkan, lepas pernikahan dan dialog ‘sengit’ malam itu, keluarga kecil mereka dipenuhi bunga ceria dan semangat untuk berdakwah yang semakin menyala.

Dalam perjalanan masa, ketika usia pernikahan keduanya bertambah dan hadirah banyak anak-anak sebagai salah satu bukti cinta keduanya, orang-orang saling bertanya, apa yang menjadi sebabnya? Mengapa laki-laki tampan dan kaya itu mau dan mampu bertahan lama dengan istrinya yang hitam, gemuk dan (maaf) jelek?

Lalu meluncurlah jawaban nan tulus dari sosok suami yang baik hati itu, “Setelah malam itu, dia melakukan kerja-kerja cinta melebihi apa yang kuharapkan,” ujarnya memuji sang istri. “Karena pesona akhlak itulah,” lanjutnya, “hal-hal fisik sama sekali tak menarik perhatianku.” Belum usai, lelaki ini memungkasi, “Kebaikan budinya membuatnya jauh lebih cantik dibanding urusan wajah, dan sejenisnya.”

Begitulah keputusan. Ia adalah sebentuk kegagahan. Harus diambil, dipupuki, dirawatt, disiangi dan kerja-kerja penumbuhan lainnya. Saat cintamu berhasil menyentuh potensinya, pasanganmu itu akan semakin mekar, berbunga dan berbuah. Semoga bermanfaat.