Bismillahir-Rahmaanir-Rahim …
1. Tidak bangga (ujub) dengan perkataan/perbuatan baik yang kita lakukan. Sebaliknya, kita harus meyakini orang lain lebih baik dari kita. Katakanlah dengan hati / lisan kita : Orang lain lebih baik daripada saya.
Setiap orang memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Orang yang hari ini berlumuran dosa, bisa jadi esok lebih baik dari kita. Dengan perasaan seperti ini, kita akan selalu merasa senang bertemu dengan siapapun.
2. Niat karena Allah dalam beramal. Tidak ingin / suka / butuh - pujian / penghormatan / penghargaan / popularitas . Segala pujian dikembalikan kepada Allah.
Tidak menunggu ucapan terima kasih/balasan atas perbuatan baiknya. Berbuat baik bukan karena takut celaan manusia. Tetap berbuat baik meski mendapat celaan dari manusia. Tidak ikhlas akan menimbulkan kekecewaan dalam jiwa.
3. Mengucapkan dzikir, doa, dan kalimat positif, dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Arab, dalam hati. Bisa dimulai dengan sering menyebut Laa ilaaha illalloh dalam hati.
Keinginan maksiat berawal dari hati. Bila hati sering dzikir/doa/kalimat positif maka otomatis keinginan maksiat tidak muncul. Keinginan maksiat menimbulkan kegelisahan / penderitaan dalam jiwa seseorang.
4. Mengucapkan dzikir, doa, dan kalimat positif, dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Arab, dengan lisan, untuk mendapatkan kenikmatan iman / kebahagiaan jiwa.
5. Membaca al-qur’an dan faham artinya (bisa dibeli qur’an terjemahan per kata) agar mendapatkan kenikmatan iman / peningkatan iman / kebahagiaan.
6. Shalat di awal waktu, untuk menstabilkan iman. Allah menjanjikan kebahagiaan bagi orang-orang yang beriman.
7. Suka memberi infak dan hadiah, agar tidak cinta harta. Kecintaan kepada harta menimbulkan rasa takut akan kehilangan harta.
8. Puasa sunnah, agar lebih bisa mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu yang tidak terkendali menimbulkan kegelisahan jiwa.
9. Shalat tahajud, agar tergolong orang-orang yang shaleh. Orang-orang yang shaleh pasti bahagia hidupnya di dunia dan di akhirat.
10. Menjaga wudhu semampunya. Dengan menjaga wudhu menjadi lebih berkeinginan beramal shalih dan enggan berbuat maksiat.
11. Kita sudah memahami bahwa berbuat baik dan tidak berbuat maksiat akan menimbulkan kebahagiaan pada diri seseorang. Karena itu, agar orang lain juga bahagia, maka kita harus punya kemauan kuat untuk mengajak / memerintahkan kebaikan dan mencegah kemaksiatan / kemunkaran. Kita akan makin bahagia bila orang lain bahagia dengan perantaraan kita.
12. Jangan lelahkan hati kita dengan menanti nikmat yang belum ada dan belum tentu ada. Syukuri nikmat-nikmat yang ada. Kita belum tentu bisa bersyukur bila Allah menambah nikmatNya.
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …
No comments:
Post a Comment