بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAamiin ya Rabbal'alamin.
Wahai Akhi...
Kupersembahkan sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang selalu kubaca disetiap kartu undangan yang selalu melayangkan pikiranku akhir2 ini.Hingga detik ini, aku senantiasa bertanya kapan namaku tercantum pada sebuah kartu undangan pernikahan?
Siapa pula nama yang mengiringi namaku pada
kartu undangan tersebut dalam rangka mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat) itu?
” Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)_Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21)
Tiada kata yang dapat ku ucapkan atas karunia Allah Ta’ala hingga pada waktu yang tepat nanti aku akan menikah dengan orang pilihan Allah Ta’ala yang telah ditetapkan_Nya dalam kitab Lauh Mahfudz, kecuali syukur Alhamdulillah untuk_Nya.
Menanti dengan ikhtiar dan doa yang penuh kesabaran tuk menghadirkanmu dalam hidupku merupakan anugerah dalam hidupku diantara anugerah2 lain yang Allah Ta’ala berikan kepadaku. Nikmat dan anugerah ini sungguh begitu agung..tapi ternyata Allah takdirkan engkau masih tersembunyi dibalik kuasa_Nya.
Diberi_Nya aku kesempatan untuk lebih memperbaiki diri sebagai Muslimah hingga aku layak untuk kau jemput kelak sebagai bidadarimu.
Subhanallah ! Fabiayyi alaairabbikumaa tukadzdzibaan..
Wahai Akhi...
Apakah yang saat ini sedang engkau lakukan? Semoga engkau adalah seorang ikhwan yang sedang bersemangat mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan bertaubat dari dosa2mu. Kembali kepada fitrahmu sebagai manusia yang berjiwa hanif, memperbaiki diri detik demi detik sebagai bekal meninggalkan kampung penuh penipuan dan bersiap-siap menuju kampung kekekalan.Hingga pada saat kita dipertemukan oleh_Nya di tempat dan waktu yang tepat)
Akhi…
Pada saatnya nanti, jika Allah Ta’ala sudah berkehendak untuk mempersatukan hati kita, maka tak lagi kupermasalahkan maharmu yang dengan penuh kerelaan kau berikan kepadaku. Tidak kita hiraukan lagi bujuk rayu setan akan materi.
Hingga engkau dapat memenuhi perintah Allah Ta’ala yang berfirman :
” Dan berikanlah mahar (mas kawin) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan” (QS. An-Nisaa : 4)
Niat suci kita untuk menuju pernikahan yang barakah meluluh lantahkan hatiku untuk menerima mahar darimu apa adanya, bahkan aku akan mempermudah engkau dalam masalah ini, hingga aku yakin bahwa insyaAllah aku bisa menjadi orang yang tersebut dalam sabda Rasulullaah Shallallaahu’alaihi wa Sallam :
” Wanita yang paling banyak mendapatkan berkah adalah yang paling ringan maharnya”
Dan akhirnya kita berdua makin yakin, bahwa pernikahan kita akan sesuai syari’at, sebagaimana Uqbah bin Amir radhiyallaahu’anhu berkata,
Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam bersabda :
“Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah”
Akhi…
Kemudian, HALAL-nya kita untuk saling mencintai karena Allah Ta’ala.kita akan semakin mengenal satu sama lain, cinta makin subur ditaman hati masing2.Pujian demi pujian yang mengekalkan cinta kita mulai bersemi indah.
Karenanya.. Kelak, malam2 yang indah itu akan engkau hiasi dengan membangunkan ku di sepertiga malam terakhir dengan lembut dengan atau tanpa percikan air diwajahku. Kau ajak aku shalat malam bersamamu dengan alunan ayat2 suci Al-Qur’an yang menghanyutkan aku akan kecintaanku pada Allah Ta’ala.
Subhanallaah!
Fabiayyi alaairabbikumaa tukadzdzibaan..
Akhi..
Kuharap engkau adalah laki-laki penyabar dan dapat menghadapi kondisi emosionalku sebagai istri. Saat aku marah, saat aku salah, engkau meluruskanku dengan cara yang sangat baik dan lembut. Karena kutahu, engkau senantiasa ingin beribadah dengan ikhlas dan ittiba’ (mengikuti) Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam.
Dan saat engkau marah, sementara aku ikut terbawa emosi, maka engkau mengajakku untuk berlindung kepada Allah Ta’ala, berwudhu dan shalat dua rakaat.Apabila salah satu diantara kita berbuat salah, maka kita akan saling memaafkan karena mengharapkan wajah Allah Ta’ala semata. (Fiqhut Ta’amul bainaz Zaujani)
Lantas ,kita mengunci rapat2 setiap pintu perselisihan dan tidak menceritakannya kepada orang lain. Saling instropeksi, menyadari kesalahan masing2 dan saling memaafkan serta memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa disatukan_Nya hati kita, dimudahkan urusan dalam KETAATAN KEPADA_NYA, dan diberikan kedamaian dalam rumah tangga kita.
"Betapa indahnya menjadi bunga ditaman hatimu..."
Akhi...,
Aku memilihmu karena agama yang ada pada dirimu. Aku memilihmu karena aku tahu bahwa engkau akan senantiasa menjagaku dan anak-anakku kelak dari api Neraka. Kau ajarkan aku untuk taat dan bertakwa kepada Allah ’Azza wa Jalla
Sungguh,
Betapa engkau telah membawaku teringat dan bergetar saat engkau menasehatiku sambil membawakan firman Allah Ta’ala : Hingga cita-citaku dan keinginanku tuk menjadi BUNGA DITAMAN HATIMU sebagaimana Khadijah
Radhiyallaahu’anha menemani Rasulullaah Shallallahu’alaihi wa Sallam ,,sepanjang hidupnya dapat aku amalkan perlahan-lahan dengan bimbinganmu.
Akhi...,
Betapa aku akan sangat taat kepadamu dengan segala ketaatan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala dan ketaatanmu kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam. Hingga andaikata Allah Ta’ala tidak melarangku untuk bersujud kepada selain_Nya, maka engkaulah tempatku untuk bersujud memohon Surga…
Temanilah diriku sampai matiku nanti, dampingi aku dalam melaksanakan amanah rumah tanggaku. Sesungguhnya, sebagai kepala keluarga engkau akan ditanya dihadapan Allah Azza wa Jalla tentang pertanggungjawabanmu atas diriku sebagai istrimu. Juga anak2 dan rumah tangga sebagai beban di pundakmu.
Sungguh begitu indah memilikimu dalam mitsaqan gholizha ini kelak…
Maka bagaimana aku tidak akan memperhatikanmu, sementara engkau adalah surga dan nerakaku,
Karenanya…
”Jadilah SURGA Di Taman Hatiku & Jadilah Pendampingku Dalam SURGA-Nya…
Semoga Allah Ta’ala segera mempertemukan kita dan senantiasa mempermudah urusan kita dalam mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat) kelak..
SEMOGA BERMANFAAT
Sebuah renungan untukku, untukmu,untuk kita semua. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci...Bergeraklah masuk,Buka tiap lembaran kalimat hati,maknai,lalu tunaikanlah
`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAamiin ya Rabbal'alamin.
Wahai Akhi...
Kupersembahkan sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang selalu kubaca disetiap kartu undangan yang selalu melayangkan pikiranku akhir2 ini.Hingga detik ini, aku senantiasa bertanya kapan namaku tercantum pada sebuah kartu undangan pernikahan?
Siapa pula nama yang mengiringi namaku pada
kartu undangan tersebut dalam rangka mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat) itu?
” Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)_Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21)
Tiada kata yang dapat ku ucapkan atas karunia Allah Ta’ala hingga pada waktu yang tepat nanti aku akan menikah dengan orang pilihan Allah Ta’ala yang telah ditetapkan_Nya dalam kitab Lauh Mahfudz, kecuali syukur Alhamdulillah untuk_Nya.
Menanti dengan ikhtiar dan doa yang penuh kesabaran tuk menghadirkanmu dalam hidupku merupakan anugerah dalam hidupku diantara anugerah2 lain yang Allah Ta’ala berikan kepadaku. Nikmat dan anugerah ini sungguh begitu agung..tapi ternyata Allah takdirkan engkau masih tersembunyi dibalik kuasa_Nya.
Diberi_Nya aku kesempatan untuk lebih memperbaiki diri sebagai Muslimah hingga aku layak untuk kau jemput kelak sebagai bidadarimu.
Subhanallah ! Fabiayyi alaairabbikumaa tukadzdzibaan..
Wahai Akhi...
Apakah yang saat ini sedang engkau lakukan? Semoga engkau adalah seorang ikhwan yang sedang bersemangat mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan bertaubat dari dosa2mu. Kembali kepada fitrahmu sebagai manusia yang berjiwa hanif, memperbaiki diri detik demi detik sebagai bekal meninggalkan kampung penuh penipuan dan bersiap-siap menuju kampung kekekalan.Hingga pada saat kita dipertemukan oleh_Nya di tempat dan waktu yang tepat)
Akhi…
Pada saatnya nanti, jika Allah Ta’ala sudah berkehendak untuk mempersatukan hati kita, maka tak lagi kupermasalahkan maharmu yang dengan penuh kerelaan kau berikan kepadaku. Tidak kita hiraukan lagi bujuk rayu setan akan materi.
Hingga engkau dapat memenuhi perintah Allah Ta’ala yang berfirman :
” Dan berikanlah mahar (mas kawin) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan” (QS. An-Nisaa : 4)
Niat suci kita untuk menuju pernikahan yang barakah meluluh lantahkan hatiku untuk menerima mahar darimu apa adanya, bahkan aku akan mempermudah engkau dalam masalah ini, hingga aku yakin bahwa insyaAllah aku bisa menjadi orang yang tersebut dalam sabda Rasulullaah Shallallaahu’alaihi wa Sallam :
” Wanita yang paling banyak mendapatkan berkah adalah yang paling ringan maharnya”
Dan akhirnya kita berdua makin yakin, bahwa pernikahan kita akan sesuai syari’at, sebagaimana Uqbah bin Amir radhiyallaahu’anhu berkata,
Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam bersabda :
“Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah”
Akhi…
Kemudian, HALAL-nya kita untuk saling mencintai karena Allah Ta’ala.kita akan semakin mengenal satu sama lain, cinta makin subur ditaman hati masing2.Pujian demi pujian yang mengekalkan cinta kita mulai bersemi indah.
Karenanya.. Kelak, malam2 yang indah itu akan engkau hiasi dengan membangunkan ku di sepertiga malam terakhir dengan lembut dengan atau tanpa percikan air diwajahku. Kau ajak aku shalat malam bersamamu dengan alunan ayat2 suci Al-Qur’an yang menghanyutkan aku akan kecintaanku pada Allah Ta’ala.
Subhanallaah!
Fabiayyi alaairabbikumaa tukadzdzibaan..
Akhi..
Kuharap engkau adalah laki-laki penyabar dan dapat menghadapi kondisi emosionalku sebagai istri. Saat aku marah, saat aku salah, engkau meluruskanku dengan cara yang sangat baik dan lembut. Karena kutahu, engkau senantiasa ingin beribadah dengan ikhlas dan ittiba’ (mengikuti) Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam.
Dan saat engkau marah, sementara aku ikut terbawa emosi, maka engkau mengajakku untuk berlindung kepada Allah Ta’ala, berwudhu dan shalat dua rakaat.Apabila salah satu diantara kita berbuat salah, maka kita akan saling memaafkan karena mengharapkan wajah Allah Ta’ala semata. (Fiqhut Ta’amul bainaz Zaujani)
Lantas ,kita mengunci rapat2 setiap pintu perselisihan dan tidak menceritakannya kepada orang lain. Saling instropeksi, menyadari kesalahan masing2 dan saling memaafkan serta memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa disatukan_Nya hati kita, dimudahkan urusan dalam KETAATAN KEPADA_NYA, dan diberikan kedamaian dalam rumah tangga kita.
"Betapa indahnya menjadi bunga ditaman hatimu..."
Akhi...,
Aku memilihmu karena agama yang ada pada dirimu. Aku memilihmu karena aku tahu bahwa engkau akan senantiasa menjagaku dan anak-anakku kelak dari api Neraka. Kau ajarkan aku untuk taat dan bertakwa kepada Allah ’Azza wa Jalla
Sungguh,
Betapa engkau telah membawaku teringat dan bergetar saat engkau menasehatiku sambil membawakan firman Allah Ta’ala : Hingga cita-citaku dan keinginanku tuk menjadi BUNGA DITAMAN HATIMU sebagaimana Khadijah
Radhiyallaahu’anha menemani Rasulullaah Shallallahu’alaihi wa Sallam ,,sepanjang hidupnya dapat aku amalkan perlahan-lahan dengan bimbinganmu.
Akhi...,
Betapa aku akan sangat taat kepadamu dengan segala ketaatan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala dan ketaatanmu kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam. Hingga andaikata Allah Ta’ala tidak melarangku untuk bersujud kepada selain_Nya, maka engkaulah tempatku untuk bersujud memohon Surga…
Temanilah diriku sampai matiku nanti, dampingi aku dalam melaksanakan amanah rumah tanggaku. Sesungguhnya, sebagai kepala keluarga engkau akan ditanya dihadapan Allah Azza wa Jalla tentang pertanggungjawabanmu atas diriku sebagai istrimu. Juga anak2 dan rumah tangga sebagai beban di pundakmu.
Sungguh begitu indah memilikimu dalam mitsaqan gholizha ini kelak…
Maka bagaimana aku tidak akan memperhatikanmu, sementara engkau adalah surga dan nerakaku,
Karenanya…
”Jadilah SURGA Di Taman Hatiku & Jadilah Pendampingku Dalam SURGA-Nya…
Semoga Allah Ta’ala segera mempertemukan kita dan senantiasa mempermudah urusan kita dalam mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat) kelak..
SEMOGA BERMANFAAT
Sebuah renungan untukku, untukmu,untuk kita semua. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci...Bergeraklah masuk,Buka tiap lembaran kalimat hati,maknai,lalu tunaikanlah
No comments:
Post a Comment