JellyPages.com

Tuesday, December 16, 2014

PAKAIAN ISTRI, KEMULIAAN SUAMI

Saya memiliki seorang teman yang terbiasa menjadikan istrinya sebagai bahan lelucon. “Bawel banget, lu! Kayak bini gue!” Katanya suatu hari. Di lain kesempatan, dengan bangga dia menghina istrinya sendiri dan menganggapnya sebagai sesuatu yang lucu, katanya, “Gendut-gendut gitu juga bini gue! Gue tidur nggak perlu nyari kasur!”

Ungkapan-ungkapan semacam itu biasa terdengar di keseharian. Para suami, atau mungkin juga istri, dengan enteng menyepelekan pasangan masing-masing di hadapan orang lain. Menyebutnya ‘kampungan’, ‘matre’, ‘letoy’, ‘lemot’ atau sebutan-sebutan lain yang bernada merendahkan. Saya pikir ini bukan tentang selera humor. Ini tentang sebuah cara pandang.

Suatu hari saya pernah menulis sebuah status di Facebook, menceritakan teman saya lainnya yang mengejek selera fashion istrinya sendiri. “Selera istriku payah banget!” Umpatnya. Tak cukup sampai di situ, teman saya masih memperpanjang keluhannya, seolah memberi pembenaran, “Maklum, orang kampung!” Ujarnya.
Apa yang aneh dari peristiwa itu? Tampaknya memang sederhana saja, sebagaimana ia lazim terjadi di keseharian. Tetapi kadang-kadang kita gagal mengambil ‘sudut pandang’ mengapa pernyataan-pernyataan semacam itu tidak seharusnya diucapkan seorang suami untuk istrinya—begitu juga sebaliknya. Tentu saja ini soal cara pandang. Ihwal ‘selera yang buruk’, memberitahu kita sesuatu yang penting: Suami yang menjelekkan selera istrinya lupa bahwa ia juga bagian dari selera sang istri. Begitu juga sebaliknya, istri yang menertawakan selera suaminya sebenarnya sedang menertawakan dirinya sendiri, karena ia juga bagian dari ‘selera suaminya yang buruk’ itu. Masuk akal, kan?

Sampai di sini, menghargai pasangan adalah juga soal menghargai diri sendiri. Maka memuliakan dan membahagiakan pasangan juga sebenarnya merupakan upaya untuk memantaskan diri menjadi seseorang yang mulia dan bahagia. Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 187 memberi amsal menarik soal kedudukan suami di hadapan istrinya serta kedudukan istri di hadapan suaminya, “…Istri-istrimu adalah pakaian bagi kamu sekalian, dan kalian adalah pakaian bagi mereka.”

Banyak dari kita memahami ‘pakaian’ sebatas penutup tubuh, kain yang membungkus aurat dan melindungi kulit dari panas dan dingin. Tetapi jarang sekali yang melihat ‘pakaian’ suami bagi istrinya, juga sebaliknya, sebagai lambang harga diri dan kemuliaan. Saya ingat suatu ketika Emha Ainun Nadjib pernah menjelaskan pakaian sebagai ‘akhlak’ atau ‘kemuliaan’ manusia yang membedakannya dari binatang. Kata Cak Nun, “Kalau engkau tidak percaya, berdirilah di depan pasar dan copotlah pakaianmu, maka engkau [akan] kehilangan segala macam harkatmu sebagai manusia. Pakaianlah yang membuat manusia bernama manusia. Pakaian adalah pegangan nilai, landasan moral, dan sistem nilai.”

Jika istri adalah pakaian suaminya dan suami adalah pakaian istrinya, maka masing-masing mereka adalah lambang kemuliaan bagi yang lainnya. Akhlak suami tercermin dari kualitas individu seorang istri dan kemuliaan seorang istri tercermin dari perilaku, kata-kata, dan integritas suaminya. Pada titik ini, kita jadi paham, kan, mengapa istri perlu berbakti pada suami dan suami perlu memuliakan istrinya? Sebab suami yang merendahkan istrinya adalah laki-laki yang mengoyak-ngoyak pakaiannya sendiri… dan istri yang tak setia dan tak berbakti pada suaminya adalah perempuan yang menelanjangi kemuliaan sekaligus harga dirinya sendiri.

Kembali pada kasus teman saya. Lantas, apakah mengolok-olok istri di hadapan orang lain adalah perkara sepele dan urusan ‘selera humor’ belaka? Seorang laki-laki yang merobek-robek pakaiannya sendiri di depan umum, membiarkan dirinya telanjang dan kehilangan harga diri, hanya patut dikasihani!

Jadi, ini memang soal cara pandang. Sungguh aneh jika para suami ingin dipandang terhormat di hadapan teman-teman dan koleganya, tetapi tak pernah merawat dan menghias ‘pakaian’-nya. Betapa mengherankan jika para istri ingin tampil cantik dihadapan siapa saja, tetapi pada saat bersamaan tidak memedulikan ‘pakaian’ mereka sendiri.

Akhirnya, sangat masuk akal jika di bagian lain Al-Quran mengatakan bahwa laki-laki yang baik diperuntukkan untuk perempuan yang baik dan perempuan terbaik hanya dipersiapkan untuk laki-laki terbaik. Mereka akan saling merawat ‘pakaian’ masing-masing dengan berakhlak baik pada satu sama lainnya. Selayaknya pakaian yang menunjukkan kemuliaan, ia bukan sekadar melekat pada kulit, tetapi melindungi dari cuaca buruk, menutupi aib pada tubuh, menghiasi diri di hadapan tatap mata dunia.

Barangkali inilah saatnya memuliakan pasangan kita, seperti diri yang setiap hari bersolek menjelang pesta… mengenakan pakaian terbaik yang kita punya, berjalan dengan hati-hati menghindari apapun saja yang bisa mengotorinya, menjaganya, merawatnya, membanggakannya. Mulailah dari yang paling sederhana, tersenyumlah pada istri atau suami Anda, sekarang atau sebentar lagi… tatap mereka dengan rasa bangga, sesekali puji mereka. Jika mereka sedang tak di dekat Anda, ambil kamera dan berfotolah. Di antara hal-hal istimewa dalam rumah tangga adalah saat seorang istri tersenyum tulus di hadapan suaminya.


Selamat mengenakan pakaian kemuliaan Anda masing-masing.

Yakin Deh ! Berjilbab itu, Gak Usah Pake Dilema !

Bismillahirrohmanirrohim....

Jilbab (Hijab) bukan hal yang asing lagi buat kita, apalagi buat muslimah. Di pengajian, di dunia maya, di majalah, kata jilbab sudah sering didengar. Bahkan tumpukan jilbab –mungkin- sudah tersusun rapi di lemari para muslimah.
  1. Jilbab itu apa sieh? | Kalau kata Syaikh Al Qurthuby, “Jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan”.Kalau dalam Kitab Lisanul Arab, jilbab itu pakaian luar yang menutupi seluruh tubuh mulai dari kepala hingga telapak kaki. Kalau di Indonesia kerudung itu disebut jilbab, tapi dalam pembahasan ini kita definisikan jilbab itu pakaian dari atas sampai bawah ya, gak kerudung aja.
  2. Jadi jilbab itu dari atas sampai bawah gitu? Bukan penutup kepalanya aja? | Iya jilbab itu pakaian yang menutupi tubuh dari atas sampai bawah, atau bahasa gampangnya jilbab itu gamis (pakaian potongan juga bisa) ditambah khimar (kerudung) dan jangan lupa kaos kaki
  3. Sekarang sudah banyak ya mbak, cewek-cewek pada pakai jilbab untuk melengkapi penampilannya, jilbab kan lagi ngetrend | Sebenarnya sih pakai jilbab itu bukan buat melengkapi penampilan atau karena lagi trend tapi jilbab itu memang syariat Allah, perintah menutup aurat dan berjilbab itu bisa dilihat di QS An-Nuur ayat 31 dan QS. Al-Ahzab ayat 59. Jadi pakai jilbab gak boleh sembarangan karena pakai jilbab itu bernilai ibadah, dan tiap ibadah itu ada aturannya.
  4. Berarti pakai jilbab yang ketat ndak apa-apa ya, kan yang penting menutupi aurat | kalau ketat, ya bukan jilbab namanya. Jilbab itu menutup mbak yu, bukan membalut. Bukan cuma kulit (aurat) yang harus ditutupi tapi lekuk tubuh juga gak boleh nampak, makanya jangan pakai pakaian yang ketat dan trasnsparan ya, walaupun panjang tapi tetep bukan jilbab itu namanya.
  5. Baru bangun pagi, cewek-cewek itu sudah mikirin beginian mbak, “duh pakai baju apa? Harus pakai jilbab warna apa?” | Masa’ sieh? Baru bangun yo ke kamar mandi dulu mbak, bersihin diri, ambil wudhu trus sholat, baca Al-Qur’an | Jadi gak boleh gitu mbak, pikirin nanti mau pakai baju dan jilbab warna apa? | Yoo bolehlah, siapa bilang gak boleh, malah bagus dipikirin, biar gak norak.
  6. Mbak, cewek-cewek itu suka mewek mbak, kalau gak punya jilbab yang sesuai sama warna baju | ya makanya cari warna baju jangan yang aneh-aneh to.., tapi kalau bajumu warna apa saja, pakai kerudung hitam selalu cocok lho…atau kalau kamu punya baju hitam, pakai kerudung warna apa aja cocok juga kok | kalau mau pakai atas sampai bawah hitam-hitam gimana mbak? | ya lebih bagus itu, jadi gak akan pernah mewek.
  7. Mbak, cewek-cewek yang pakai jilbab itu suka bingung cari peniti, pas mau pake kerudung, duuh kebingungan, mbak | Iya, makanya naruh penitinya di satu tempat aja, yang aman dan gampang diambil. Kalau ditaruhnya 1 di tengah buku, 1 di tengah lemari, 1 di dalam dompet, 1 di kotak pensil, yaiyalah bingung.
  8. Berarti cewek-cewek berkerudung itu suka koleksi jarum pentul dan bros-bros lucu gitu ya mbak? | Bisa jadi, karena jarum pentul dan bros kan mereka butuhin biar rapi pakai kerudungnya juga pakai jaga-jaga aja siapa tau ada kawan yang membutuhkan, saling berbagi itu kan indah.
  9. Emang pakai kerudung itu harus pakai banyak jarum ya mbak? | pakai dua jarum pentul dan 1 bros aja sudah cukup kok. Di bawah dagu pakai 1 jarum, di sisi kanan/kiri bagian dalam 1, di sisi kanan/kiri bagian luar pakai bros boleh, jangan aja brosnya segede piring. Boleh juga kok sisi atas kanan dan kiri kepala dipasangin jarum juga biar nyaman pakainya, pakai yang simple aja dan tentunya rapi.
  10. Pakai yang simple? Berarti yang dililit-lilit itu gak boleh ya mbak? | kalau kayak gitu, bisa nutupi dada gak? Bisa nutupin lekuk tubuh gak? Menarik perhatian orang (laki-laki khusunya) gak tuh? Kalau masih iya, berarti kembali lagi yak ke pembahasan kita poin ke 3.
  11. Ohya, ngomong-ngomong soal jilbab ni mbak, kadang sebel mbak, baru aja habis keramas, eeh tiba-tiba diajak pergi? | terus masalahnya apa mbak? Gak usah pakai sebel mbak, kalau perawatan rambut kita OK, Insya Allah gak napa-napa kok. Kita sebagai perempuan emang kudu merawat diri termasuk rambut. Eeeh dan jangan lupa lho ya, kita berjilbab, pakai kerudung itu juga bisa menjaga kesehatan rambut 
  12. Sekarang lagi musim hujan mbak, sebel banget kalo lagi pakai jilbab terus basah | yaiyalah, namanya aja kena hujan, yoo basah, kalau gak basah ya namanya gak kehujanan. Gak usah pakai sebel, sedih apalagi mewek. Muslimah kok cengeng.
  13. Gak suka banget mbak kalo ada noda di jilbab itu apalagi warna jilbabnya putih | yoo tinggal dicuci tho,, dan lain kali disiasatin warna jilbabmu dengan aktivitasmu, kalau mau main sama anak-anak atau aktivitas yang kemungkinan bakal berkotor-kotor ya jangan pakai putih, susah dibersihkannya.
  14. Udah pakai jilbab, pakai helm lagi, BT banget… | Emang masalahnya apa sieh? Kalau pakai jilbab dan kerudung yang simple kayak tadi saya jelaskan di atas, gak akan bingung kok, helm tinggal pake aja, kenapa harus BT BT gitu ?
  15. Kan itu yang simple mbak, kalau pakai yang ada bendolan di belakangnya kan helmnya jadi gak bisa masuuuuk.. | Bendolan? Mirip punuk unta itu? Gak boleh lho mbak pakai yang begituan | Aaah mbak, kok semua gak dibolehin siih.. | Lho bukan saya tapi itu Rasulullah yang bilang, Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”(HR. Muslim no. 2128)         
  16. Ohya mbak, terkadang kalau pakai kerudung, kerudungnya gampang banget berantakan | Hmm, ya makanya pakai kerudungnya yang rapi, dipakein jarum, dan pilih bahannya yang nyaman donk, jangan yang licin-licin. Yang mudah dilipat dan dipeniti seperti wolpeach, twistcone, katun, dsb.
  17. Kalau mau ada kondangan atau acara penting gitu ya, saya suka bingung mbak cari tutorialnya | Besok-besok gak usah bingung lagi ya, pakai jilbab syar’i gak perlu tutorial yang membingungkan, kan udah saya bilang pakai kerudung yang simple aja tapi tetap rapi.
  18. Pakai kerudung gitu bisa sampai 1 jam mbak?? | Oalah, 5 menit lho cukup. 1 jam itu kalo pakai kerudungnya ditambah beli peniti dulu di supermarket.
  19. Tapi banyak lho mbak, cewek-cewek itu pengen banget biar bisa tampil sesempurna hijabers anggun yang terkenal-terkenal itu. Mereka itu kan cantik, anggun dan gak lebay. | Ohyakah? Kembali lagi ya ke poin 3. Kita doakan yuk biar mbak-mbak hijabers anggun yang terkenal-terkenal itu dan kita-kita orang yang gak terkenal ini bisa tetap menjalankan syariat berjilbab sebagaimana poin ke 3, jadi kita bisa sama-sama deh menjalankan ibadahnya, jadi terasa persaudaraanya.
  20. Mbak, pakai kerudung itu, muka jadi belang ya? Pakai sunscreen apa ya yang bagus? | Emangnya Zebra belang? Hehhe.. Iya pasti belang mbak, tapi mending belang sedikit mbak, daripada terbakar kulitnya. Sunscreen apa? Apa aja, yang penting halal dan thoyyib.
  21. Sekarang banyak baju-baju lucu, tapi sayang ya mbak, kita gak bisa beli, banyakan yang pendek sieehhh, rasanya gak adil | kalau jika itu dibutuhkan dan punya kemampuan untuk membeli ya dibeli aja mbak, pakai di rumah, terus apa masalahnya? Kan kita juga berpakaian bukan buat diliatin orang, dipuji-puji orang. Adil kan?
    22. Ohya mbak, banyak juga lho mbak, rok-rok panjang itu lucu tapi transparan | Ya kalau bisa, dihindari ya pakai rok yang transparan banget, dan lebih baik kalau pakai rok atau gamis itu pakai rok/celana pelapis juga, jadi kamu nyaman makainya, gak takut kelihatan aurat atau lekuk tubuhnya | Ribet banget mbak, gak panas kalau dobel dobel gitu? | Panas atau gaknya itu dipengaruhi oleh bahan/jenis kainnya, jadi harus pandai pilih bahan baju. Bukan ribet tapi ngelatih kita buat cerdas memahami situasi
    23. Pakai manset dan cardigan itu gerah mbak… | Kan saya sudah bilang, gerah itu tergantung bahan yang digunakan. Manset itu kan fungsinya untuk menjaga lenganmu biar gak nampak saat lengan bajumu lebar atau tertarik ke atas. Asyiik kok pakai manset yang penting pintar pilih bahan. Kalau sudah pakai gamis atau baju yang lebar, biasanya gak usah lagi pakai cardigan mbak. Itu sudah cukup.
    24. Mbak, kalau saya pakai jilbab khawatir dikira teroris, dikira bawa bom kemana-mana | ya kalau kamu emang gak bawa bom, santai aja keleeees. Biarin aja mereka bilang apa, yang penting kita tunjukkan aja bahwa muslimah itu, bahwa orang Islam itu pecinta kedamaian.
    25. Kalau berjilbab, orang juga sering anggap kita orang suci, yang gak pernah berbuat salah | Emang banyak yang beranggapan seperti itu, tapi sudahlah anggap saja itu doa buat kita.
    26. Trus juga ada yang bilang, kalau cewek berjilbab itu gak boleh pacaran, gak boleh ketawa cekikan, gak boleh berdua-duaan sama yang bukan mahram | Kalau itu larangannya bukan buat cewek berjilbab aja tapi buat semua orang yang beragama Islam, karena itu aturan Allah. Dibuka ya QS Al-Israa ayat 32 nya.
    27. Nanti dibilang gak gaul mbak.. | Udah, intinya berjilbab bukan buat gaul-gaulan. Berjilbab untuk menaati Allah. Jaga saja akhlaknya, Insya Allah kita akan jadi orang yang pandai bergaul.
    28. Mbak, mbak ini Fans kerasnya Ustadz Felix Y. Siauw ya? | Haaaa?? Ndak kok, aturan berjilbab ini bukan katanya Ustadz Felix tapi kata Allah SWT. Beliau juga menyuarakan ini, bahkan nulis buku tentang jilbab itu kan karena kepedulian beliau sama muslimah, bukan buat ngumpulin fans, apalagi fans keras. Serem amat.
    29. Tapi pakai jilbab itu ngaruh gak sih mbak sama kepribadian kita? | Berjilbab itu bentuk ketaatan, dan ketaatan itu dapat menjadikan kita pribadi muslim yang benar-benar indah. Jadi ngaruhlah, .eeh maksudnya ketaatan itu yang mempengaruhi kepribadian ya, kalau pakai jilbabnya gak dilandasi sama ketaatan hmmm pikir-pikir dulu deh, ngaruh apa gaknya ke kepribadian…
    30. Tapi kok ada yang bilang, jilbabin hati dulu baru jilbabin kepala? | Tapi Allah suruhnya jilbabin hati atau jilbabin seluruh tubuh? Nutupin aurat kan alias jilbabin seluruh tubuh? Yaudah dipakai aja jilbabnya lagipula kita belum bisa berbuat baik sepenuhnya itu adalah pasti, jadi kalau tunggu kita baik dulu baru pakai jilbab yaa gak akan pernah pakai sampai kita meninggal | Jadi boleh gitu, cewek yang masih suka ngomongin orang itu pakai jilbab? Ya boleh, kenapa gak boleh, yang gak boleh itu ya ngomongin orangnya itu, berarti harus belajar donk untuk gak ngomongin orang dan ngejauhin akhlak2 buruk lainnya.
    31. Mbak, gak malu jadi muslimah ? | Lho, kenapa harus malu? Masih ada yang malukah jadi muslimah? Kalau masih ada yang malu, saya doakan, semoga Allah menunjukkan kepada mereka bahwa menjadi muslimah itu membanggakan karena muslimah itu begitu berharga, dan muslimah juga harus berbahagia, karena Islam memuliakan mereka, Allah dan rasul-Nya memuliakan mereka, orang-orang beriman senantiasa menjaga mereka.
    32. Kalau masih ada muslimah yang suka pakai jilbab tapi bukan jilbab (yang syar’i), kita harus gimana mbak? | Sebelum menjawab itu, saya ingin katakan bahwa berjilbab itu bukan pilihan tapi kewajiban. Iya, hukumnya wajib sama seperti shalat. Shalat ada aturannya, ada tata caranya, begitu pula dengan berjilbab dan menutup aurat, ada aturannya, ada tata caranya, ada ketentuannya yang harus kita (muslimah) penuhi. Kita sama-sama tahu bahwa saat ini ada muslimah bahkan komunitas yang bergerak di bidang “jilbab gaul” bahkan pernah juga heboh kasus jilboobs. Mereka tidaklah buruk, yang sudah berjilbab syar’i pun belum ada jaminan mereka baik. Hanya saja, pesan saya kepada muslimah, siapapun dia (termasuk diri sendiri) jadikanlah penggunaan jilbab sebagai bentuk ketaatan kita, bukan sebagai mode yang bisa kita tinggal ketika trendnya sudah berlalu. Demi Allah ! Tak sadarkah kita aturan menutup aurat dan berjilbab ini sebagai bentuk perlindungan Allah terhadap kita, saudariku?. Jilbab gaul, jilboobs, bahkan muslimah yang belum berjilbab, sungguh aku tidak akan menjudge dirimu buruk, mencacimu, ataupun mengecapmu sebagai ahli neraka karena aku mencintaimu, akupun belum tentu baik, tak ada manusia yang tak luput dari dosa. Doaku selalu menyertaimu. Namun, tak bisa ku mendusta, bahwa hatiku telah tersayat, perih, menahan air mata ketika ku lihat dirimu masih menikmati dunia itu. Syariat di depan mata saudariku, teladan pun sudah mulai banyak bermunculan. Haruskah kau dan aku terus berbeda?. Muslimah marilah kita saling mendoakan, semoga Allah selalu membimbing kita menuju Ridha-Nya karena sungguh, menjadi muslimah yang mukminah itu tidaklah mudah. Aku butuh kau, saudariku. Iya, kita saling membutuhkan. Kita saudara.


    Segitu aja dulu. Semoga bermanfaat ya. Jika kalimat di atas, ada yang masih butuh penjelasan, ada yang mau menambahkan, ada yang mau menanggapi, saya persilakan. Senang rasanya bisa terus belajar.
     

Dosa Tidak Menutup Aurat Tidak Bisa Ditutupi dengan Pahala Shalat, Puasa, Zakat, atau Haji

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar kaum wanita menyangka jika tidak memakai jilbab “hanyalah” dosa kecil yang tertutup dengan pahala yang banyak dari shalat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang salah harus diluruskan. Kaum wanita yang tak memakai jilbab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah, tetapi telah hapus seluruh pahala amal ibadahnya sebagai bunyi surat Al-Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya: “Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.”


Sebagaimana kita ketahui, memakai jilbab bagi kaum wanita adalah hukum syariat Islam yang digariskan Allah dalam surat An-Nur ayat 59. Jadi kaum wanita yang tak memakainya, mereka telah mengingkari hukum syariat Islam dan bagi mereka berlaku ketentuan Allah yang tak bisa ditawar lagi, yaitu hapus pahala shalat, puasa, zakat dan haji mereka.


Sikap Allah di atas ini sama dengan sikap manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagai terlambang dari peribahasa seperti: “Rusak susu sebelanga, karena nila setitik”. Contohnya, segelas susu adalah enak diminum. Tetapi jika dalam susu itu ada setetes kotoran manusia, kita tidak membuang kotoran tersebut lalu meminum susu tersebut, tetapi kita membuang seluruh susu tersebut.


Begitulah sikap manusia jika ada barang yang kotor mencampuri barang yang bersih. Kalau manusia tidak mau meminum susu yang bercampur sedikit kotoran, begitu juga Allah tidak mau menerima amal ibadah manusia kalau satu saja perintah-Nya diingkari.


Di dalam surat Al A’raaf ayat 147, Allah menegaskan lagi sikapNya terhadap wanita yang tak mau memakai jilbab, yang berbunyi, “Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, juga mendustakan akhirat, hapuslah seluruh pahala amal kebaikan. Bukankah mereka tidak akan diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan?”


Kaum wanita yang tak memakai jilbab didalam hidupnya, mereka telah sesuai dengan bunyi ayat Allah diatas ini, hapuslah pahala shalat, puasa, zakat, haji mereka. []

Wednesday, November 19, 2014

~ Hijab Gone Wrong ~

Buat Para #HIJABERS
Dari Seorang Teman Kristiani di blognya tentang #hijab modis kalian.

So, jangan malu-maluin agama Islam di depan non-muslim guys! Non-muslim saja paham. Ini nasehat indah dari teman kristiani kita untuk para hijabers. Cekidot...!

~ Hijab Gone Wrong ~

Hari ini gue pergi ke sebuah mall bergengsi di kawasan Jakarta Pusat untuk ketemuan sama temen kuliah gue. Jarang-jarang gue pergi ke mall itu di akhir minggu kayak hari ini, karena asumsi gue: pasti rame. Asumsi gue bener. Hari ini, mall itu penuh banget sama bule-bule. Gue ketemu sama temen kuliah gue, ngobrol sambil makan, terus gue pulang. Gue pulang lewat toko buku yang liftnya ngehubungin mall dengan salah satu gedung perkantoran dan gedung itu lebih deket ke halte busway.

Pas gue lagi nunggu lift,
gue ngeliat ada cewek pake hijab modifikasi yang menurut gue bikin dia keliatan kayak pake
sarang lebah. Bayangin aja dia pake hijab dua
rangkap, rangkap pertama dibikin jadi kayak rambut, rangkap kedua modelnya agak
transparan gitu warna biru tua terus dililit-lilitin di kepalanya dengan aksen berantakan. Buat gue sih keliatannya jadi kayak sarang lebah.

Sepanjang perjalanan pulang, gue terus mikirin
fenomena hijab ini, sampe gue sempet ngetwit beberapa pendapat gue. Tapi kayaknya kok nggak afdol ya kalo cuma disampein lewat Twitter, enaknya kalo nyerocos panjang lebar sekalian di blog. Jadilah gue berusaha mengingat poin-poin apa yang mau gue tulis di blog malam
ini. Semoga bisa jadi refleksi buat kalian semua, pembaca blog gue yang berhijab atau mau pake hijab.

Nggak dipungkiri lagi, mode hijab sekarang lagi ngetren banget di Indonesia. Buat gue yang minoritas, kerasa banget lho perbedaannya. Selama 4 tahun kuliah aja, entah berapa temen gue yang memutuskan untuk pake hijab.

Kemanapun gue pergi, naik apapun gue, selalu
ada anak muda yang berhijab. Gue sih menyambut perubahan ini sebagai sesuatu yang bagus, karena lihat dari segi positifnya sih
akhirnya banyak wanita Muslim yang mau menutup sesuatu yang disebut aurat di agama mereka. Diharapkan setelah pake hijab, kelakuan wanita Muslim juga lebih ke arah Muslim dan jadi contoh yang baik untuk masyarakat.

Tapi walaupun sepositif-positifnya gue, tetep aja gue ngerasain banyak banget dampak negatif dengan mode hijab ini. Bukan negatif secara agama, tapi negatif secara image. Gue ngerasa, hijab yang belakangan ini jadi mode, lama-lama malah dianggap sebagai aksesori semata. Kesan kesucian agamanya hilang karena makin banyak hijab yang dimodel-modelin.

Ya mulai dari punuk unta lah (ini model hijab yang paling gue sebel,emang enak ya ada cepolan tinggi di atas kepala lo?), bentuknya kayak rambut lah, macem-macem deh, gue sendiri juga nggak tau nama-nama modelnya apa karena ya emang nggak pernah pake hahahaha!

Mungkin modifikasi hijab ini dilakukan untuk menarik wanita Muslim untuk berjilbab, dengan pemikiran hijab bisa keliatan update dan bisa menjawab keresahan wanita Muslim yang pengen berhijab tapi takut nggak bisa keliatan modis lagi. Tapi gue nggak setuju tuh sama pemahaman kayak gini karena lama-lama laju modifikasi hijab terkesan makin nggak beraturan dan jadi nggak sesuai dengan norma-norma agama Islam yang ada. Ya harus sesuai norma Islam dong, itu kan perangkat agama.

Daripada hijab dijadiin komoditas mode, sekalian aja pake headscarf ato turban! Sama-sama penutup kepala dan bisa dibikin modis kan?

Contohnya aja deh. Misalnya beberapa tahun lagi selain tren hijab akan ada tren pake kalung salib atau hal-hal yang berkaitan dengan salib kayak kaos gambar salib, gelang dengan bandul salib, dan lain sebagainya. Gue, sebagai orang Kristen, pasti suka, karena gue ngerasa lambang agama gue diterima di masyarakat luas. Tapi gue akan jadi sebel kalo makin banyak orang yang menyalahgunakan pemakaian gambar salib, kayak misalnya muncul motif salib terbalik (yang di agama gue adalah simbol dari Antikristus), atau salib yang dimacem-macemin modelnya,
sehingga esensi kesucian dari salib itu hilang.

Lama-lama orang pake ornamen salib bukan
untuk semakin mengimani agamanya, tapi untuk gaya-gayaan. Nah, ini yang gue rasakan terhadap laju mode hijab yang makin lama makin cepat ini.

Perempuan Muslim lama-lama pake hijab bukan sebagai tanda patuh terhadap perintah agama, tapi cuma karena hijab lagi ngetren. Nanti kalo suatu saat tren hijab ilang, lalu mau diapain dong cewek-cewek Muslim yang pake hijab cuma buat aksesoris doang?
Masa disuruh lepas hijabnya?

Maafkan gue, tapi gue masih berpikir bahwa lo
pake hijab kalo lo merasa siap. Siap untuk apa?

Siap untuk berpakaian sederhana, siap untuk
nahan diri pamer badan lo ke masyarakat, siap untuk menjalankan hidup yang nggak sepenuhnya duniawi. Bahasa gampangnya? Siap mengerem diri pake celana skinny jeans dan baju ketat. Siap menolak kalo ditawari ngerokok atau minum. Kalo di agama Katolik, gue menganalogikan cewek yang siap pake hijab itu kayak cewek yang memutuskan untuk jadi
biarawati.

Kesamaannya terletak di kewajiban untuk menjalankan hidup sederhana. Tapi masalahnya banyak cewek jaman sekarang yang pengen keliatan mewah padahal pake hijab.

Yeeee, lu harus milih salah satu... karena pada dasarnya hijab itu menutup aurat lu dan menutup semua kekayaan lu supaya nggak dilihat dunia...
Padahal, kalo aja cewek-cewek itu mau nyari tau lebih banyak, ada kok cara-cara pake hijab yang sederhana tapi masih keliatan rapi dan mewah.

Mewah itu nggak perlu jadi kayak toko perhiasan berjalan kok. Lo punya temen cewek yang bajunya sederhana tapi keliatan rapi dan
mewah? Nah, tanyain caranya sama dia. Dengan pemilihan warna dan bentuk baju yang tepat untuk badan kita (tanpa harus ngeliatin lekuk tubuh), kita bisa keliatan rapi, sederhana tapi mewah dengan hijab yang (kata ustad) syar'i.

Actually you can have the best of both worlds,
you just gotta work more to achieve it.

Udah ah, sekarang gue mau menyerahkan
semuanya ke kalian. Pilih keputusan berhijab karena memang keputusan dari hati atau cuma pengen ikut-ikutan aja? Beneran siap nggak pake hijab? Karena hijab itu bukan sekedar tren.
Modifikasi hijab memang lagi tren, tapi esensi dari hijab sendiri adalah sebagai alat agama.

Suatu saat nanti bisa jadi hijab kembali ke bentuk dasarnya. Jangan sampe buta dan nggak bisa ngebedain tren dengan perangkat agama.

Pikir juga, apa yang akan lo lakuin kalo tren modifikasi hijab lenyap dimakan waktu? Bakal tetep pake hijab atau malah lepas hijab karena udah nggak tren lagi?

ref: http://kurisetaru.blogspot.com/.../hijab-gone-wrong.html

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1416824085218308&set=a.1390369844530399.1073741828.100006721900008&type=1&permPage=1

Friday, November 14, 2014

My Process to Jilbab Syar'i

Bismillahirrahmanirrahiim ..




Assalamualaikum dear,
 

Pada kali ini perkenankan saya kembali untuk share tentang tahapan-tahapan Jilbab Syar'i bagi ukhti-ukhti semua yang memang ingin merubah gaya berjilbabnya menjadi sesuai syariat dan perintah Allah SWT. Tahapan ini berdasarkan pengalaman saya ya,, so yang kurang setuju atau beda step nya bisa atuh di kasih saran dan keripik nya, ehh kritik nya.hehehe


)
kira-kira kamu yang mana ya ukhti? :')


yuk chek dulu :)

Jeng jengggg,,



1st Step --> No Punuk Unta


Ya inilah tahapan yang pertama saya lakukan untuk berjilbab syar'i, kebetulan saya sudah pernah posting tentang punuk unta ini di  Reminder #4 : Jilbab Ber-Konde??Punuk Unta?? NO WAY!! ini merupakan tahapan yang sangat mudah bagi saya, hehehe karena memang menggelung rambut ini tidak menguntungkan dan selain itu membuat rambut menjadi tebak-tebakan orang yang melihat. Lagipula dalam islam Sanggul itu diharamkan, apa bedanya dengan menggelung rambut hingga bentuknya menyerupai seperti sanggul/konde/benjolan? sama dengan menyerupai sanggul juga bukan, hanya saja bedanya sanggul itu ditutup dengan kain

++ Keuntungannya
  1. Kepala tidak merasa pusing karena iketan rambut yang begitu kuat.
  2. Bagi anak motor kaya saya, punuk unta itu sama sekali menyusahkan, menyakitkan dan tidak aman, karena dengan punuk unta helm yang muat jadi kesempitan, terus kalo terjadi kenapa2 helmnya melayang kemana, kita nya kemana, pokoknya mudharat banget
  3. Untuk Anak Kereta atau rombongan kereta dan sebagainya (kaya saya lagi),, itu ga enak banget pake punuk unta, kok bisa?? iya lah misalnya kamu dapet duduk dikereta *terutama kereta Commuter Line ya, hehhe tetep* kamu ga bisa tidur nyenyak karena senderan kamu punuk unta yang tebel dan nyender ketembok itu menghalangi tidurmu, jadi gelisah sendiri asli alasan ini ga penting banget
** Tips
  1. Untuk ukhti yang memiliki rambut panjang, rambutnya bisa dikuncir dan diletakkan dibawah kemudian dimasukan ke dalam pakaian seperti dibawah ini.
contoh tanpa punuk unta (rata)
tutorial menguncir rambut


2nd Step --> Kaos Kaki

Next Step is Shock, awalnya saya sangat merasa aneh ya kemana-mana make kaos kaki, abis wudhu kaos kaki nya juga kudu dipake, euuuh basah gitu loh, kemana-mana ngerasa kaya orang sakit dan kedinginan karena pake AC, alasan banget lah,  tapi karena kaki itu aurat jadi ya harus dipake lah yau, oh iya postingan ini juga pernah saya bahas sebelumnya disini 

++ Keuntungannya
  1. kaki jadi lebih bersih, soalnya tidak terkena debu jalanan, debu ruangan dan kuman-kuman yang jahat #halah
  2. kalo lagi solat pake kaos kaki, insyaALLah tidak khawatir kalo pas sholat kakinya keliatan saat mukenah tersingkap
  3. Lebih hangat diruang dingin, dan tidak kepanasan saat panas :)
** Tips
  1. Beli kaos kaki yang berbahan tebal, jangan yang bahan stocking/tipis, karena selain masih terlihat kakinya, bahannya yang tipits malah terasa panas dan kebersihannya kurang terjaga alias gampang kotor.
  2. Bawa kaos kaki cadangan di tas, agar saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecipratan dan basah keujanan langsung bisa ganti dengan kaos kaki cadangan.
  3. Kalo saya pribadi lebih suka sama model kaos kaki yang telapak bawahnya hitam, agar saat dicuci lebih praktis 
  4. Cuci kaos kaki sehari sekali ya, jadi satu pasang kaos kaki jangan dipakai selama seminggu,kasian sama sendalnya ga kuat nafas,hehe dan supaya terjaga kebersihannya, ya jadi minimal punya 6-7 lah ya, itu kalo nyucinya ditumpuk tiap seminggu sekali, hehehe
3rd Step --> Rok

Selanjutnya adalah ROK, jilbab itu bukan pakaian yang menyerupai laki-laki, ini juga sudah dibahas sebelumnya di blog saya  disini , awalnya cuma punya 2 rok, yah bisa dibilang awal-awal dulu mah belum istiqomah, sehari nge-Rok sehari besok celana, soalnya masih blm punya banyak, tapi Alhamdulillah Allah sudah kasih rejeki lagi untuk beli rok, ada aja gitu uangnya, semenjak pake rok jadi lebih ngerasa anggun, dan kaya wanita soalnya udah ga pake celana lagi yang berupa pakaian yang menyerupai laki-laki.
++ Keuntungan
  1. memakai rok insyallah tidak membentuk lekuk tubuh bagian bawah.
** Tips
  1. Rok nya yang berbahan tebal ya uhkti, kalaupun sudah punya rok namun bahannya kaya kaos, chiffon,ceruti,hicon dll, tolong di cek dulu ya ukhti, saat berjalan apakah membentuk lekuk kaki? apakah menerawang? terutama untuk yang bahannya chiffon dkk harus di terawang dulu. Jika memang menerawang, atau masih membentuk lekuk tubuh saat berjalan, pakailah daleman gamis, yang sekarang sudah banyak tersedia. Jika pake rok berbahan kaos atau katun yang lemes, usahakan pakai daleman yang lebih longgar ya ukhti seperti celana training atau celana kulot, karena kalo pakai legging, akan tetep terlihat lekuk tubuh saat berjalan tertiup angin.
  2. Kalo ukhti aktif beraktifitas dan lincah, pilih rok yang lebar, agar bebas bergerak. Sekarang juga sudah ada rok celana untuk ukhti yang hoby nya serem-serem kaya arum jeram, outbond, dll

rok celana
Rok Panjang, bahan katun, tidak menerawang dan lebar

4th Step --> Khimar/Kerudung Tebal /Double

Khimar atau biasa orang indonesia nyebutnya kerudung di jaman sekarang ini sulit menemukan khimar yang tebal. Rata-rata produsen dan penjual khimar yang marak yaitu khimar yang kaya saringan tahu (tipis dan menerawang) contohnya bahan paris, hicon, chiffon, cerutti dsb. Sangat miris memang, namun saat ditanya ke penjualnya tentang nama kain tebal yaitu "jaguar", mereka bilang " itu sudah ga zamannya lagi kerudung jaguar, itu mah zaman saya smp" oh dear, pake khimar sekedar ngikutin zaman :(( #miris

++ Keuntungan
  1. Jadi tidak menerawang, bentuk leher pun tertutup.
  2. Rambutnya ga nunclep-nunclep kalo pake khimar yang lebih tebal
** Tips
  1. Kalau ukhti-ukhti baru berproses berjilbab syar'i tentunya masih banyak koleksi khimarnya berbahan paris/hycon dll di lemari, nah cara mengakalinya yaitu dengan mendouble khimar dengan bahan yang lebih tebal yaitu bahan katun, jaguar, atau dobby. tutorialnya bisa dilihat di  Cara Double Jilbab Segi Empat by @pedulijilbab
  2. Kerudung tebal yang masih murah meriah yaitu bahan jaguar, memang sudah jarang produsen yang jual, namun kalo dicari insyaAllah masih ada :)
  3. Kalo ukhti mau berepot-repot ria boleh lah jahit kerudung sendiri biar lebih puas dan mungkin bisa bikin usaha jilbab syar'i, jadi memfasilitasi akhwat yang ingin berproses jilbab syar'i insyaAllah nambah pahala :D

contoh khimar tebal
cara pakai kerudungnya


5th Step --> Seleksi Baju

Eh apa maksudnya nih syah seleksi baju?? hehehee iya setelah sudah sampai sejauh ini, serasa ada aja yang janggal yaitu baju saya ya yang waktu jaman jahiliyah dan jaman jilbab lontong masih saja dipakai.  Lebih memilih baju yang longgar, tidak membentuk lekuk tubuh dan tangan nya full (bila 7/8 memakai manset). Yuk saatnya menyingkirkan baju yang ketat serta baju dengan warna nan mencolok, motifnya aduhai norak,  tangannya 3/4 atau bahkan yang tanpa lengan. 

Dan saat ini lagi ngumpulin uang buat beli Gamis biar praktis 1 potong aja. (Ya Allah mudahkanlah Rezeki ku)
++ Keuntungan
  1. Tidak membentuk lekuk tubuh karena sudah longgar
  2. Tidak menarik perhatian, karena corak warna dan motif cenderung sederhana.
  3. Bebas aktif bergerak uda kaya iklan ch**m
** Tips
  1. Pilih bahan yang tebal, kalo pun yang tipis di double lagi pake daleman baju biasa juga disebut daleman gamis.
  2. Kalo baju lama yang sudah tidak syar'i, sumbangkan atau buat digunakan dirumah saja yang hanya dilihat mahram mu.
  3. Hindari Gamis berbahan Jersey atau spandek karena rentan membentuk badan kalau tertiup angin.
gamis

Sekian Share tentang proses saya dari jilbab lontong ke jilbab syar'i setelah menelisik lebih jauh postingan saya, memang saya merasa kita harus membutuhkan banyak materi dan tenaga untuk mencuci banyak pakaian karena di double-double ini namun bila disertakan niat karena Allah, insya Allah mudah, dapat berkah dan manfaat dari berjilbab syar'i ini.

Note :
Jangan sampai kita yang sudah bertahun-tahun berjilbab tapi belum tambah step jilbabnya, hanya di situ-situ saja, ibarat puasa : "masa iya mau puasa setengah hari mulu, kapan puasa satu hari full nya??"

Lets do Process, Don't stalk

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Tuesday, November 4, 2014

Kisah Pernikahan Lelaki Kaya dan Tampan dengan Wanita Gemuk, Hitam dan Tidak Cantik

Kisah Pernikahan Lelaki Kaya dan Tampan dengan Wanita Gemuk, Hitam dan Tidak Cantik 

 

Mencintai seseorang sebelum menikah adalah pilihan. Sedangkan menikahi seseorang –yang dicintai atau belum- adalah keputusan. Keputusan amat penting karena akan dijalani sepanjang hidup. Pun, ketika ada pintu cerai yang berarti mundur dari keputusan awal tuk menikahi, maka hal itu menjadi pintu halal yang amat dibenci Allah SWT.

Lelaki tampan dan kaya itu dengan gagah memasuki kamar pengantinnya. Di dalamnya, sang istri yang baru dinikahinya tengah menunggu malu-malu. Lepas mengetuk pintu dan mengucap salam, terdengarlah jawaban merdu dan ucapan mempersilakan masuk.

Ada getar yang tak tergambar. Ada rasa penasaran yang sama sekali tak terlukiskan sebelumnya. Barangkali, momen gemuruhnya rasa kala itu dirasakan oleh semua orang yang pernah menikah, apalagi mereka yang menikah di jalan dakwah.

Pasalnya, sebagaimana pasangan dakwah lainnya, lelaki itu bahkan belum pernah melihat sosok istrinya secara jelas. Hanya sepintas ketika melirik dalam taaruf tempo hari. Baru pada malam itu jelaslah semuanya.
Lepas disibaknya tirai kamar pengantin, lelaki itu sempat mundur dalam hitungan mili detik. Kaget. Sosok yang dinikahinya adalah wanita gendut, hitam dan sama sekali tak cantik jika menyebut jelek adalah sebuah bentuk pelecehan.

Seperti membaca raut muka suaminya, wanita yang telah sah menjadi istri itu justru berujar, agak mengagetkan, “Ini harta dan kekayaanku,” lanjutnya, “ambillah. Manfaatkan untuk dakwah.” Belum apa-apa, pembicaraan kedua pasangan itu sudah menyangkut harta dan dakwah.

Belum sempat membalas, sang istri sudah melanjutkan, “Aku hanya membutuhkan status pernah menikah,” katanya. Tanpa aling-aling, ia meneruskan, “Pergilah dan sejak sekarang kau boleh langsung menikah dengan wanita lain,” pungkasnya diakhiri dengan helaan nafas panjang yang sempat tertahan beberapa saat sebelumnya.

Cepat menguasai suasana, lelaki kaya nan tampan itu segera mengambil posisi duduk di samping wanita yang telah menjadi pendamping hidupnya itu. Seraya menggenggam tangan sang istri, disertai tatapan dalam ke mata dan hati wanita halalnya itu, sang suami memulai, agak serak, “Setelah ucapan akad nan mengharukan tadi,” maka, lanjutnya, “Aku telah mengambil keputusan untuk menikahimu.” Masih dengan suasana yang sama, lelaki itu mengatakan seraya memungkasi, “Karenanya, aku akan mencintai setulus hatiku karena Allah Swt sebagaimana niatku saat memulai menjalin komunikasi dengamu sebelum menikah.”

Sahabat, ini bukan drama. Bukan pula novel atau cerita fiksi lainnya. Kisah ini fakta adanya. Bahkan, lepas pernikahan dan dialog ‘sengit’ malam itu, keluarga kecil mereka dipenuhi bunga ceria dan semangat untuk berdakwah yang semakin menyala.

Dalam perjalanan masa, ketika usia pernikahan keduanya bertambah dan hadirah banyak anak-anak sebagai salah satu bukti cinta keduanya, orang-orang saling bertanya, apa yang menjadi sebabnya? Mengapa laki-laki tampan dan kaya itu mau dan mampu bertahan lama dengan istrinya yang hitam, gemuk dan (maaf) jelek?

Lalu meluncurlah jawaban nan tulus dari sosok suami yang baik hati itu, “Setelah malam itu, dia melakukan kerja-kerja cinta melebihi apa yang kuharapkan,” ujarnya memuji sang istri. “Karena pesona akhlak itulah,” lanjutnya, “hal-hal fisik sama sekali tak menarik perhatianku.” Belum usai, lelaki ini memungkasi, “Kebaikan budinya membuatnya jauh lebih cantik dibanding urusan wajah, dan sejenisnya.”

Begitulah keputusan. Ia adalah sebentuk kegagahan. Harus diambil, dipupuki, dirawatt, disiangi dan kerja-kerja penumbuhan lainnya. Saat cintamu berhasil menyentuh potensinya, pasanganmu itu akan semakin mekar, berbunga dan berbuah. Semoga bermanfaat.

 

Monday, October 27, 2014

Kisah Nyata : Inilah Alasanku Berhenti Menjadi Wanita Karir

Sudah baca kisah ini, sekitar 2-3x .. Tapi tetep ajah netesin air mata .. Sekarang baru terasa banget ketika sudah memiliki suami .. MashaALLAH, untung tidak pernah terbesit untuk memiliki suami yang kaya raya :') ..

Selamat membaca .. Semoga bermanfaat :) ..

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.

Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.

Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.

“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.

Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”

Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.

“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.

“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.

Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.

Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.

“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?

Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah !!”.

Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya.

Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.

Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”

Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.

“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.

Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”

“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.

“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”

Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.

“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.

Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.

“anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya.

Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?

Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya.
Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya.

Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.

Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.

Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku.

Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.

Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah…Allahu Akbar

Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya..

Monday, September 15, 2014

Stelan Akhwat Shafiyyah

Bismillahirrahmanirrahiim ..
Numpang jualan yaaa ...
Produk dari Ummu Shafiyyah ..

Yang sedang proses berhijab secara syar'i tapi uangnya tidak cukup untuk membeli produk yang sedang "in
Insya ALLAH kami menyediakan pakaian syar'i dengan biaya yang cukup terjangkau ..
Bahan yang kami gunakanpun tidak akan menyiplak baju :) .. Sehingga sangat nyaman digunakan dan sangat saya rekomendasikan karena saya sudah menggunakannya :) ..

Semoga berminat ...


**Stelan akhowat lutut polos , saku bobok  , dada model kancing , krah sanghai

ungu tua s m m m m m l xl
ungu terong l
biru gelap  s s m m m m m m m l l l l l l l
coklat tua m m
marun tua s s s m m m m m m m m  l l l l l xl
army tua s m m m
abu tua s m m m m m
ungu biasa m m

**Stelan akhowat lutut polos , saku bobok  , dada model ritz , krah sanghai

peach s
tosca s
Lumut (yg ini bahan serena ya) m l xl
coklat gelap s

**Stelan akhowat lutut polos , saku samping  , dada model ritz , krah tegak

biru elektrik m
magenta l
hijau muhammadiyah  m
Yg di atas itu bahan wolpeach grade A  @145.000
----------------------------

 **Stelan "babydoll" akhowat lutut polos , saku samping dalam , dada model kancing , krah terbuka , bawah dada model kerut babydoll

biru elektrik m l
hijau muhammadiyah m l
magenta l l
marun l

bahan wolpeach grade a @160.000

**Stelan akhowat lutut polos , saku bobok  , dada model kancing , krah sanghai

army biasa s s m m m m m l l l l
Lavendee medium m m l

**Stelan akhowat lutut rample, saku samping  , dada model kancing , krah sanghai

lavender soft s m m m m l
lavender medium m l xl
bahan torino @155.000
----------------------------

STELAN JILBAB JUMBO
* set gamis lutut rample saku samping dada kancing krah sanghai

ungu tua xl

* set gamis lutut polos saku bobok dada kancing krah sanghai

ungu tua l xl
army tua l xl
biru gelap l xl
abu tua l xl
Bahan wolpeach A @180.000/set

**Gamis aja harga 100.000
abu tua l wolpeach A

**Jilbab standart sepaha
wolpeach A harga @70.000

biru gelap 1
salem tua 1
terong 1
ungu tua 1
marun tua 1
Lumut(serena) 1


Jilbab bahan torino harga @75.000

army tua 1
Lavender medium 1

Jilbab jumbo harga 95.000
hitam 1


Ket:
stelan torino berat 850 gram
stelan wolpeach 700 gram
stelan jilbab jumbo wolpeach 850 gram




Friday, September 12, 2014

Mari Gembirakan Ibu Hamil - Bendri Jaisyurrahman

Assalamualaikum Warrahamtullahi Wabarakatuh ..

Alhamdulillah, sudah masuk akan masuk ke 21 minggu .. Semoga ALLAH berikan anak yang sholeh, sehat dan baik akhlak maupun lainya .. (Amiin Yaa Rabbal'alamiin)


Bunda mau share tulisan ini soalnya sukses bikin bunda senyum-senyum setiap membacanya ..(senyam-senyum sendiri) dan semoga menginspirasi lebih banyak ibu hamil, ayah siaga, dan kita semua. Terimakasih untuk penulisnya dan selamat atas kelahiran anandanya ^^

MARI GEMBIRAKAN IBU HAMIL

by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)

1. Sudah menjadi resep dari zaman ke zaman bahwa generasi unggul bermula dari kepedulian terhadap bayi saat dalam kandungan

2. Ibu yang hamil dalam keadaan gembira melahirkan bayi dengan kualitas otak yang sempurna

3. Sebaliknya, ibu yang hamil dalam keadaan stress akan melahirkan bayi yg tidak beres

4. Tugas utama suami adalah menggembirakan istri di saat hamil. Disinilah peran ayah dimulai secara riil

5. Masyarakat pun harus turut serta. Sebab kelak akan muncul ilmuwan hebat dari rahim ibu yang hamil gembira. Manfaatnya utk kita semua

6. Jika masyarakat cuek bahkan zholim kepada ibu hamil, dampaknya di masa yang akan datang, generasi berkualitas pun menjadi nihil

7. Jika tak mampu membuat ibu hamil gembira, setidaknya jangan buat ia berduka dan nelangsa

8. Ibu hamil memang emosinya sangat sensi. Tapi bagi suami yg peduli malah terlihat makin seksi :D

9. Jika ibu hamil nampak emosi, hibur ia dengan apapun yg ia suka selama tak bertentangan dgn agama. Belikan galaxy S5 misalnya :D

10. Menggembirakan ibu hamil adalah bagian dari kontribusi kita menciptakan generasi istimewa. Kita pun kecipratan pahala

11. Jika ibu hamil mengesalkan hati, bersabarlah. Ini proses yg tak lama. Bisa jadi ini pintu surga bagi kita

12. Jika bermasalah dengan ibu hamil, datangi suaminya. Selesaikan dengan bijaksana. Ibu hamil sudah cukup berat masalahnya dgn beban dalam rahimnya

13. Hak ibu hamil apa saja? Alquran mencatat setidaknya ada 3 : makan yg enak, minum yg nikmat dan bersenang2 ( Maryam : 26)

14. Maka ngidam bagi hamil itu boleh selama wajar. Jangan ngidam nabok presiden SBY. Ini kurang ajar :)

15. Dahulukan kebutuhan ibu hamil dalam banyak hal. Persilahkan ia duduk nyaman saat di bis penumpang banyak berjejal

16. Persilahkan ibu hamil makan terlebih dahulu meskipun kita sama2 lapar. Jika perlu beri jatah makanan yg kita punya demi senangkan hatinya

17. Beri kejutan hadiah pada ibu hamil, dapat pahala berlipat ganda. Sebab menyenangkan hati orang lain itu berpahala terlebih bagi ibu hamil

18. Kultwit ini khusus saya persembahkan bagi istri saya yg lagi hamil anak keempat. Bantu saya tuk gembirakan hatinya yg sedang hamil berat

19. Jika kelak muncul dari rahim istri saya generasi hebat, maka siapapun yg menggembirakannya saya doakan dapat pahala berlipat

20. Jika ia sedang sedih, bagi yg kenal dengannya tolong gembirakan dan hibur ia di saat saya tak di sisinya

21. Jika ia butuh makanan atau minuman yang ia suka, silahkan belikan. Tagihannya ke saya aja. Mudah2an bisa dicicil berjangka :)

22. Jika ada masalah personal dengannya, bersabarlah. Marah-marahnya ke saya aja. Saya siap menampung emosi anda :)

23. Teruntuk @anita_widayanti bergembiralah. Ini saatmu bersenang-senang. Biarkan aku yg tanggung susahnya meski tak seberapa dengan yang kau rasa

24. Dan bagi siapapun yang sedang hamil, bersenang-senanglah. Buat rahimmu layaknya surga yang nyaman bagi buah hati tercinta

25. Mari berdoa dan berupaya sungguh-sungguh agar ibu hamil di sekitar kita selalu gembira. Jadikan Anda aktor penggeraknya.

Silahkan share jika ada guna.
Salam bahagia (Bendri Jaisyurrahman)


Semoga bermanfaat :D ..

Rabbi Habli Minash Shalihin (ngelusngelusperut)

Saturday, August 30, 2014

Be Self - Jadi Diri Sendiri

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Selamat pagi sahabatku. Semoga di Sabtu cerah ini bisa memberikan kita keberkahan dan lebih bersyukur dari apa yang didapat sebelumnya.


Izin share mengenai pertemanan. Siapa tau ada yang pernah mengalami ataupun tidak mengalaminya.

Teman yang baik itu biasanya bisa menerima pribadi temannya tanpa melihat apapun. Jika temannya salah pasti ia akan memberitahu letak kesalahan temannya, tanpa meninggalkannya sendirian.
Semoga kita bisa menjadi teman yang seperti itu. Aaamiiin Yaa Rabbal'alamiin.

Pernah gak, dalam pertemanan mengalami perselisihan ataupun perbedaan? Kalaupun harus dijawab, pastinya jawabannya adalah "Iya atau Pernah". Bagaimana solusi dan cara untuk mengatasi perbedaan atau perselisihan?


Pada awalnya, kita berteman itu biasanya berdasarkan kebersamaan, keterbukaan dan kenyamanan. Berawal dari semua itu, kita akan menemukan kesamaan pribadi masing-masing teman kita. Yaps, yang jadinya setiap pergi kesana bareng kesini bareng tertawa bareng dan lain halnya.

Sekian lama pertemanan itu dijalani, tetiba terlihat suatu perbedaan pribadi. Teman yang satu saling menjauh dan akhirnya satu per satu mereka menjauh. Ada pertanyaan dalam diri, apa yang salah dari diri ini? Kenapa dijauhi? Apa terjadi salah ucap atau salah apa? Dan itu yang menjadi beban hati setiap hari apabila melihat teman yang dulunya bersama, namun mereka seperti mengacuhkan kita. Pasti di dalam diri ingin menangis, karena tidak ada yang mengatakan "hey, kamu itu salah!" ataupun "maaf, kami ingin kamu berubah karena satu dua hal".

Setiap hari pasti akan merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri. Merasa diri hanya sendiri. 

Ingatlah! Suatu saat nanti, pasti akan datang teman yang jauh lebih baik dari mereka yang meninggalkanmu sekarang. Dan tidak perlu merasa bahwa kamu sendiri karena tidak ada teman yang ingin berteman denganmu. Berpikirlah secara jernih, Tuhan pasti tidak tidur. Mungkin ALLAH ingin menggantikan temanmu yang sekarang dengan yang baru yang jauh lebih baik dan akan membawamu kedalam kebaikan ..




Pertemanan dalam Islam (http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkhutbah&id=91)
 
Secara umum, orang merasa senang dengan banyak teman. Manusia memang tidak bisa hidup sendiri, sehingga disebut sebagai makhluk sosial. Tetapi itu bukan berarti, bahwa seseorang boleh semaunya bergaul dengan sembarang orang menurut selera nafsunya. Sebab, teman adalah personifikasi diri. Manusia selalu memilih teman yang mirip dengannya dalam hobi, kecenderungan, pandangan, pemikiran. Karena itu, Islam memberi batasan-batasan yang jelas dalam soal pertemanan.

Teman memiliki pengaruh yang besar sekali. Rasulullah bersabda,

"Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Makna hadits di atas adalah seseorang akan berbicara dan berperilaku seperti kebiasaan kawannya. Karena itu beliau Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan agar kita cermat dalam memilih teman. Kita harus kenali kualitas beragama dan akhlak kawan kita. Bila ia seorang yang shalih, ia boleh kita temani. Sebaliknya, bila ia seorang yang buruk akhlaknya dan suka melanggar ajaran agama, kita harus menjauhinya.

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
"Jangan berteman, kecuali dengan orang mukmin, dan jangan memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa." (HR. Ahmad dihasankan oleh al-Albani)
Termasuk dalam larangan di atas adalah berteman dengan pelaku dosa-dosa besar dan ahli maksiat, lebih-lebih berteman dengan orang-orang kafir dan munafik.

Khathabi berkata, “Yang dimaksud dengan jangan memakan makananmu, kecuali orang yang bertakwa adalah dengan cara mengundang mereka dalam suatu jamuan makan. Sebab jamuan makan bisa melahirkan rasa kasih sayang dan cinta di antara yang hadir”. Adapun makanan yang memang dibutuhkan oleh mereka, maka tidak apa-apa diberikan.

Allah berfirman, artinya, "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (QS. Al-Insan: 8). Dan yang ditawan bisa saja adalah orang-orang kafir.

Demikian juga dalam pergaulan yang sifatnya umum seperti bertetangga, jual beli dan sebagainya, maka hukumnya masuk dalam hukum muamalah, di mana kita boleh bermuamalah dengan siapa saja, muslim maupun non muslim.

 
Persahabatan yang paling agung adalah persahabatan yang dijalin di jalan Allah dan karena Allah, bukan untuk mendapatkan manfaat dunia, materi, jabatan atau sejenisnya. Persahabatan yang dijalin untuk saling mendapatkan keuntungan duniawi sifatnya sangat sementara. Bila keuntungan tersebut telah sirna, maka persahabatan pun putus.

Berbeda dengan persahabatan yang dijalin karena Allah, tidak ada tujuan apa pun dalam persahabatan mereka, selain untuk mendapatkan ridha Allah. Orang yang semacam inilah yang kelak pada Hari Kiamat akan mendapat janji Allah.

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,  
"Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, \'Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali perlindungan-Ku.\" (HR. Muslim)

Dari Mu\'adz bin Jabal berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, Allah Tabaraka wa Ta\'ala berfirman, \"Wajib untuk mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku dan yang saling berkunjung karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku.\" (HR. Ahmad).

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , diceritakan, \"Dahulu ada seorang laki-laki yang berkunjung kepada saudara (temannya) di desa lain. Lalu ditanyakan kepadanya, \'Ke mana anda hendak pergi? Saya akan mengunjungi teman saya di desa ini\', jawabnya, \'Adakah suatu kenikmatan yang anda harap darinya?\' \'Tidak ada, selain bahwa saya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla\', jawabnya. Maka orang yang bertanya ini mengaku, \"Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah kepadamu (untuk menyampaikan) bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu karena Dia.\"

Sidang shalat Jum’at rahimakumullah,

Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan, \"Ada seorang laki-laki di sisi Nabi Shalallaahu alaihi wasalam. Tiba-tiba ada sahabat lain yang berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah)”. Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bertanya “Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?” “Belum”, jawab laki-laki itu. Nabi bersabda, “Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih sayang di antara kalian.” Lalu ia bangkit dan memberitahukan, “Sungguh saya mencintai anda karena Allah.” Maka orang ini berkata, “Semoga Allah mencintaimu, yang engkau mencintaiku karena-Nya.\" (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani).

Hal yang harus diperhatikan oleh orang yang saling mencintai karena Allah adalah untuk terus melakukan evaluasi diri dari waktu ke waktu. Adakah sesuatu yang mengotori kecintaan tersebut dari berbagai kepentingan duniawi?

Paling tidak, saat bertemu dengan teman hendaknya kita selalu dalam keadaan wajah berseri-seri dan menyungging senyum. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
\"Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-seri.\" (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Dalam sebuah hadis riwayat Aisyah Radhiallaahu anha disebutkan, bahwasanya \"Allah mencintai kelemah-lembutan dalam segala sesuatu.\" (HR. al-Bukhari). Dalam hadis lain riwayat Muslim disebutkan “Bahwa Allah itu Maha Lemah-Lembut, senang kepada kelembut-an. Ia memberikan kepada kelembutan sesuatu yang tidak diberikan-Nya kepada kekerasan, juga tidak diberikan kepada selainnya.\"

Termasuk yang membantu langgengnya cinta dan kasih sayang adalah saling memberi hadiah di antara sesama teman. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
\"Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari kalian) kebencian.\" (HR. Imam Malik). 

Dalam Islam, prinsip menolong teman adalah bukan berdasar permintaan dan keinginan hawa nafsu teman. Tetapi prinsip menolong teman adalah keinginan untuk menunjukkan dan memberi kebaikan, menjelaskan kebenaran dan tidak menipu serta berbasa-basi dengan mereka dalam urusan agama Allah. Termasuk di dalamnya adalah amar ma\'ruf nahi mungkar, meskipun bertentangan dengan keinginan teman.

Adapun mengikuti kemauan teman yang keliru dengan alasan solidaritas, atau berbasa-basi dengan mereka atas nama persahabatan, supaya mereka tidak lari dan meninggalkan kita, maka yang demikian ini bukanlah tuntunan Islam.

Salah satu sifat utama penebar kedamaian dan perekat ikatan persaudaraan adalah lapang dada. Orang yang berlapang dada adalah orang yang pandai memahami berbagai keadaan dan sikap orang lain, baik yang menyenangkan maupun yang menjengkelkan. Ia tidak membalas kejahatan dan kezhaliman dengan kejahatan dan kezhaliman yang sejenis, juga tidak iri dan dengki kepada orang lain. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
\"Seorang mukmin itu tidak punya siasat untuk kejahatan dan selalu (berakhlak) mulia, sedang orang yang fajir (tukang maksiat) adalah orang yang bersiasat untuk kejahatan dan buruk akhlaknya.\" (HR. HR. Tirmidzi, Al-Albani berkata “hasan”

Karena itu Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengajarkan agar kita berdo’a dengan:
\"Dan lucutilah kedengkian dalam hatiku.\" (HR. Abu Daud, Al-Albani berkata \'shahih\')
Termasuk bumbu pergaulan dan persaudaraan adalah berbaik sangka kepada sesama teman, yaitu selalu berfikir positif dan memaknai setiap sikap dan ucapan orang lain dengan persepsi dan gambaran yang baik, tidak ditafsirkan negatif. Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
“Jauhilah oleh kalian berburuk sangka, karena buruk sangka adalah pembicaraan yang paling dusta” (HR.Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud dengan berburuk sangka di sini adalah dugaan yang tanpa dasar.



Setiap orang punya rahasia. Biasa-nya, rahasia itu disampaikan kepada teman terdekat atau yang dipercayainya. Anas Radhiallaahu anhu pernah diberi tahu tentang suatu rahasia oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam. Anas Radhiallaahu anhu berkata, \"
Nabi Shalallaahu alaihi wasalam merahasiakan kepadaku suatu rahasia. Saya tidak menceritakan tentang rahasia itu kepada seorang pun setelah beliau (wafat). Ummu Sulaim pernah menanyakannya, tetapi aku tidak memberitahukannya.\" (HR. Al-Bukhari).

Teman dan saudara sejati adalah teman yang bisa menjaga rahasia temannya. Orang yang membeberkan rahasia temannya adalah seorang pengkhianat terhadap amanat. Berkhia-nat terhadap amanat adalah termasuk salah satu sifat orang munafik.

Persahabatan yang dijalin karena kepentingan duniawi tidak mungkin bisa langgeng. Bila manfaat duniawi sudah tidak diperoleh biasanya mereka dengan sendirinya berpisah bahkan mungkin saling bermusuhan. Berbeda dengan persahabatan yang dijalin karena Allah, mereka akan menjadi saudara yang saling mengasihi dan saling membantu, dan persaudaraan itu tetap akan berlanjut hingga di negeri Akhirat. Allah berfirman, artinya,
\"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.\" (QS. Az-Zukhruf: 67)

Ya Allah, anugerahilah kami hati yang bisa mencintai teman-teman kami hanya karena mengharap keridhaan-Mu. Amin. (Ibnu Umar) 



Semoga Bermanfaat.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh

Thursday, August 28, 2014

Wahai Wanita, Sekolahlah Setinggi-tingginya

Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar: 9). Terinspirasi dari ungkapan ibu yang telah meraih gelar doktor di Jerman dan kisah ibu doctor tersebut insya Allah hampir menyerupai kisah kehidupan seorang wanita.

Mungkin ingin tahu bagaimana kesamaan atau perbedaan kisah antara ia dan bu doktor. Apa yang disampaikan melalui rangkaian kalimat sesungguhnya pernah mengalami serta mendapat pertanyaan seperti itu juga.

Insya Allah beberapa tahun lagi ia juga harus meraih gelar doktor (Allahuma Aamin). Hehe, narsis banget. Kuliah aja belum sudah berani bilang beberapa tahun lagi dapat gelar doktor, semoga ini mampu memotivasi agar segara untuk next study.

Dulu, terdapat seorang wanita yang resah alias galau. Alhamdulillah galaunya bukan seperti anak remaja sekarang yang lebih menggalau pada perasaan, namun galau dirasakan antara memilih untuk lanjut kuliah, kerja atau nikah dulu!!! Kegalauan telah memenuhi space otak dan qolbunya.

Ia sedang asyik-asyiknya membantu orang tua masak di dapur, tiba-tiba tetangga menyapa dengan kritikan yang sangat pedas. Kritikan tidak membuat hati sedih karena mengetahui kualitas yang mengkiritik, so keep happy fun and enjoy. Bisa jadi mereka mengkritik ingin kuliah setinggi-tingginya tapi apa boleh buat antara kecerdasan dan finansial tak seimbang. Sebab di zaman peradaban ilmu untuk kuliah tinggi tak hanya butuh otak yang cerdas tapi juga didukung dengan materi yang sangat cukup. Materi saja tidak cukup jika kecerdasan di bawah rata-rata, yang ada menghasilkan gelajar saja sedangkan Knowledge Not Result.

Padahal ungkapan tersebut sudah basi karena keseringan mendengar kritikan yang mengelitik sehingga jiwa ini adem saja. Lewat kritikan tersebut mudah-mudahan mencerdaskan dan mencerahkan para sahabat. “ Buat apa wanita kuliah tinggi toh akhirnya juga masak di dapur, ke sumur dan ngurus rumah”. Ya iyalah ke dapur karena itu sudah kodrat wanita masak harus ke gunung hehe. Dan mencari ilmu itu merupakan kewajiban bagi seorang muslim.

Wanita.. sekolah yang tinggi bukan berarti membuat kita anti dengan dapur, tidak boleh kembali ke dapur, menghindar mengurus rumah tangga. Justru seharusnya dengan sekolah tinggi kita semakin cerdas, pintar sehingga mengerti bagaimana menata dapur yang cantik, seperti apa masakan bergizi yang harus dimasakin untuk suami dan anak. Sebab wanita tidak hanya sebagai ibu rumah tangga melainkan sebagai akuntan, sebagai psikologi, sebagai ustadzah, sebagai arsitek, sebagai koki dan sebagai analis. “Jika kamu mendidik satu laki-laki, maka kamu mendidik satu orang. Namun, jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi.” (Moh. Hatta)

Bahkan pendidikan tinggi, spesifikasi keahlian dan agama menjadi perbincangan dalam menciptakan sebuah peradaban. Bangunan peradaban yang kuat hanya dapat disusun oleh ibu-ibu atau wanita-wanita yang kuat agama dan banyak keahliannya. Wanita jangan pernah ragu untuk melanjutkan sekolah tinggi, jangan pula menghiraukan kalau sekolah tinggi susah dapat pasangan itu hanya guyonan klasik saja, bukankah jodoh sudah Allah atur? Tidak ada relasi atau penelitian yang menjelaskan bahwa wanita yang sekolah tinggi susah mencari pasangan. Malah wanita kuliah sampai jenjang tinggi diidam-idamkan untuk menjadi menantu impian.

Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang kedatangan ajal, sedang ia masih menuntut ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah di mana tidak ada jarak antara dia dan antara para nabi kecuali satu derajat kenabian.” (HR. Thabrani)

Sahabat, tugas kalian adalah tuntutlah ilmu setinggi mungkin, bukan Allah mencintai hamba-Nya berilmu dan tidaklah sama orang mengetahui dengan tidak mengetahui. “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah: 11). Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla. (HR. Ar Rabii’).

Perbaikan suatu umat tidak akan terwujud kecuali dengan perbaikan wanita. Perbaikan wanita tidak akan sukses kecuali dengan perbaikan jiwa. Perbaikan jiwa tidak akan berhasil kecuali dengan pendidikan dan pembinaan. Ya dengan pendidikan dan pembinaan berkualitaslah wanita unggul bisa diwujudkan. Di sini peran seorang wanita sangat dibutuhkan agar generasi penerus memiliki kualitas teruji di masyarakat dan di hadapan Allah.

Saat ini dibutuhkan ibu berpendidikan tinggi, kenapa harus tinggi? Karena mendidik anak di zaman yang dibanjiri teknologi, hedonisme, liberal, pergaulan bebas adalah tantangan terbesar bagi seorang ibu. Maka dibutuhkan sosok ibu yang cerdas dan shalihah. Jika tidak hati-hati dan mengetahui bagaimana menata atau mendidik anak di zaman yang jauh etika maka siap-siap sang anak membawa petaka.

Andaikan anak yang dilahirkan dari rahim berpendidikan tinggi (master atau doktoral) tentu memiliki nuansa yang berbeda, anak yang dilahirkan dari rahim ibu berpendidikan mereka selalu dididik dengan teori, konsep, dan bukan tahayul. Mari wanita kita sekolah setinggi-tingginya agar ketika menjadi ibu dibanggain oleh anak kita, supaya kita menjadi inspirasi dan motivator terhebat buat mereka. Seperti diperintahkan Allah dalam Al-Quran. Dan untuk mengembalikan kejayaan Islam seperti zaman khilafah yaitu dengan ilmu. “Wahai Tuhan kami! Karuniakanlah kepada kami istri dan keturunan yang menjadi cahaya mata, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang memelihara dirinya (dari kejahatan)”. (QS. Al-Furqan: 74).

Senada dengan ulasan bu doktor, bahwa saat engkau memiliki anak, maka orang pertama yang akan menyapih rambut anakmu adalah seorang lulusan S2/S3. Orang yang pertama mengajaknya berjalan adalah seorang ilmuwan tinggi, dan sejak dia mulai membaca, dia akan dibimbing dan dijaga oleh seorang master/doktor, bahkan mengajar mengaji dan shalat juga ibu yang memiliki dedikasi keilmuan sangat memukau. Itulah peranmu sebagai ibu nanti, apakah engkau bisa membayangkan betapa beruntungnya anak manusia yang akan kau lahirkan nanti?”

So, wanita di manapun berada jangan pernah takut untuk melanjutkan kuliah hingga jenjang paling tinggi, jangan berpikir pula wanita kuliah tinggi susah mendapat jodoh dan jangan pernah puas menuntut ilmu, upgrade terus keahlian hingga batas kehidupan. Bukankah jodoh sudah Allah atur dalam Lauhul mahfuzh. Tugas kita di bumi Allah adalah memperbanyak mungkin ilmu agar kita tahu hakikat Tuhan, hidup dan menjadi pencerahan bagi lingkungan terutama bagi keluarga kita nanti. Dan ingat, setinggi apapun ilmu duhai para perempuan, kita tetaplah seorang makmum bagi suami, jadi tetaplah menjadi istri dan ibu yang bijak, baik serta pelengkap yang menyempurnakan bagi suami dan anak-anak kelak.