Siapa yang baru saja di-remove as friend sama temannya? Coba cek lagi
profil masing-masing barangkali tulisan kita ada ‘yang salah’. (Eh nggak
ada tuh, cuma unek-unek pribadi). Nah mungkin itu juga termasuk
penyebab karena mengeluh terlalu sering berarti mengeluarkan energi
negatif yang membuat orang di sekitar tidak nyaman. Hm…
(Lhah, terserah saya dong mau ngeluh juga yang penting saya nggak ‘rugi’) Eiits, kata siapa??? :))
Tahukah teman-teman jika mengeluh cenderung menyebabkan seseorang menjadi mudah sakit? Diberitakan dalam health.detik.com bahwa ada sebuah penelitian yang membuktikan adanya pengaruh mengeluh terhadap tubuh.
Penelitian ini dilakukan oleh Prof Suzanne Segerstrom di University of Kentucky tahun 2010. Beliau menggunakan sample dari 124 mahasiswa hukum semester awal. Mereka dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama adalah mahasiswa stres dan sering mengeluh terhadap persaingan akademik, sedangkan kelompok kedua adalah mahasiswa optimis. Seluruh mahasiswa kemudian disuntik jamur candida yang sudah dimatikan ke dalam jaringan kulit. Jamur yang tidak berbahaya itu merangsang sistem imun untuk melakukan perlawanan dalam bentuk pembengkakan di kulit.
Hasil analisis menunjukkan, mahasiswa yang optimistis cenderung memiliki sistem imun yang lebih baik dibandingkan yang pesimistis. Meski pengaruh sikap mental terhadap kekebalan tubuh sebenarnya cukup kecil, Prof Segerstrom menilainya cukup signifikan.
Jadi, masih mau mengeluh? :)))
#NoteToMySelf
(Lhah, terserah saya dong mau ngeluh juga yang penting saya nggak ‘rugi’) Eiits, kata siapa??? :))
Tahukah teman-teman jika mengeluh cenderung menyebabkan seseorang menjadi mudah sakit? Diberitakan dalam health.detik.com bahwa ada sebuah penelitian yang membuktikan adanya pengaruh mengeluh terhadap tubuh.
Penelitian ini dilakukan oleh Prof Suzanne Segerstrom di University of Kentucky tahun 2010. Beliau menggunakan sample dari 124 mahasiswa hukum semester awal. Mereka dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama adalah mahasiswa stres dan sering mengeluh terhadap persaingan akademik, sedangkan kelompok kedua adalah mahasiswa optimis. Seluruh mahasiswa kemudian disuntik jamur candida yang sudah dimatikan ke dalam jaringan kulit. Jamur yang tidak berbahaya itu merangsang sistem imun untuk melakukan perlawanan dalam bentuk pembengkakan di kulit.
Hasil analisis menunjukkan, mahasiswa yang optimistis cenderung memiliki sistem imun yang lebih baik dibandingkan yang pesimistis. Meski pengaruh sikap mental terhadap kekebalan tubuh sebenarnya cukup kecil, Prof Segerstrom menilainya cukup signifikan.
Jadi, masih mau mengeluh? :)))
#NoteToMySelf
No comments:
Post a Comment